WAHANANEWS.CO, Jakarta - Di tengah dominasi para konglomerat yang tergabung dalam kelompok “9 Naga”, kini muncul fenomena baru: kebangkitan taipan dari daerah, yang dijuluki “9 Haji”.
Mereka bukan sekadar pelaku bisnis biasa, tetapi simbol dari bangkitnya kekuatan ekonomi di luar Jakarta.
Baca Juga:
Ciputra: Hanya Miliki Sepatu Satu Pasang, Tapi Karyanya Mendunia
Fenomena ini menandai era baru dalam peta bisnis nasional. Berikut profil singkat dari sembilan tokoh yang sedang mengubah lanskap ekonomi Indonesia:
1. Haji Isam, Raja Batubara dari Kalimantan Selatan
Samsudin Andi Arsyad, atau Haji Isam, memulai kariernya sebagai sopir truk pengangkut kayu di Batu Licin. Kini, ia memimpin Jhonlin Group, konglomerasi triliunan rupiah yang bergerak di sektor batubara, kelapa sawit, biodiesel, pelabuhan, hingga penerbangan.
Baca Juga:
Pengusaha Jan Hwa Diana Tak Hanya Tahan Ijazah, juga Akta Lahir-Buku Nikah Karyawan
"Semua ini saya bangun dari nol. Tidak ada yang instan," ujar Isam, yang tinggal di rumah megah seluas 20 hektare di Batu Licin.
2. Hadji Kalla: Dinasti Otomotif dari Timur Indonesia
Bersama keluarganya, Hadji Kalla mengembangkan Kalla Group menjadi raksasa otomotif di Indonesia Timur. Perusahaan ini mendistribusikan merek besar seperti Toyota dan Kia.
"Kami tetap memegang teguh nilai lokal, sekaligus beradaptasi dengan tuntutan modern," jelas perwakilan Kalla Group.
3. Haji Aksa: Dari Es Balok ke Imperium Semen
Muhammad Aksa Mahmud, yang lebih dikenal sebagai Haji Aksa, merintis usaha dari berjualan es balok di Barru. Ia kemudian mendirikan Bosowa Group, yang kini dikenal sebagai produsen semen dan distributor otomotif terkemuka.
"Kuncinya adalah konsisten dan berani ambil risiko," ungkap Aksa.
4. Haji Rasyid: Taipan Sawit di Tengah Kontroversi
Abdul Rasyid AS menguasai 115.000 hektare kebun sawit lewat Citra Borneo Indah Group. Meski kerap dikaitkan dengan isu lingkungan, kontribusinya terhadap pembangunan daerah tak bisa dipungkiri.
"Saya memang dikritik, tapi saya juga membangun. Masjid, jalan, rumah sakit, semua untuk rakyat," tegas Rasyid.
5. Haji Leman: Legenda Bisnis Kalsel
Mendiang Abdussamad Sulaiman HB alias Haji Leman adalah pendiri Hasnur Group. Ia merintis dari usaha angkutan sungai dan menjadikannya konglomerasi multi-sektor.
"Setiap anak saya punya tanggung jawab bisnis masing-masing. Itulah kunci kesinambungan usaha keluarga," kata putranya, Hasnuryadi Sulaiman.
6. Haji Ijai: Pemain Kuat Batubara dari Tapin
Muhammad Zaini Mahdi atau Haji Ijai menghasilkan dua juta ton batubara per bulan lewat PT Batu Gunung Mulia.
"Target kami bukan sekadar produksi besar, tapi juga membangun daerah," ujarnya. Rumahnya dilengkapi helipad dan mobil-mobil mewah sebagai penanda kesuksesan.
7. Haji Anif, Raja Sawit yang Bertahan dalam Krisis
Anif Shah membangun ALAM Group dari hanya 1.500 hektare kebun sawit. Kini ia mengelola 30.000 hektare di Sumut dan Riau. Ketika harga sawit anjlok pada 2008, ia bertahan dengan mengandalkan sektor properti.
"Saya tak pernah menyerah. Selalu ada cara keluar dari kesulitan," ucapnya.
8. Haji Robert, Penakluk Tambang Emas di Timur Indonesia
Robert Nitiyudo Wachjo, atau Haji Robert, mengakuisisi tambang emas Gosowong di Halmahera Utara.
"Saya ingin bisnis ini juga membawa manfaat langsung untuk masyarakat," katanya. Ia aktif membangun tempat ibadah dan menjalankan program pemberdayaan lokal.
9. Haji Ciut, Simbol Kemewahan dari Kalsel
Muhammad Hatta, atau Haji Ciut, dikenal lewat sektor tambang dan properti. Pernikahan anaknya yang mewah sempat viral di media sosial.
"Orang boleh bicara apa saja, tapi yang penting saya menciptakan pekerjaan bagi warga," tegasnya.
Sembilan taipan ini menunjukkan bahwa pusat kekuatan ekonomi tak lagi hanya berpusat di Jakarta.
Dari Kalimantan hingga Halmahera, dari Sumatera Utara hingga Sulawesi Selatan, mereka membuktikan bahwa kebangkitan ekonomi daerah sedang berlangsung.
[Redaktur: Rinrin Khaltarina]