“Untuk itu TMC GBG menjadi salah satu solusi yang bisa diandalkan untuk program konservasi sumber daya air guna menunjang ketahanan energi dan pangan nasional melalui ketersediaan air baku dan irigasi,” ujarnya.
Adapun pelaksanaan TMC GBG dijadwalkan pada 6 – 17 Juni 2022 sebagai upaya menjaga kontinuitas suplai air waduk khususnya memasuki musim kemarau.
Baca Juga:
Mega Proyek PLTA Jatigede Rampung, Siap Suplai Listrik ke Jawa-Bali
Upaya ini dilakukan dengan tetap berpedoman terhadap Rencana Alokasi Air Tahunan (RAAT) yang telah ditetapkan untuk memastikan volume air baku tetap terjaga.
Bahan semai flare ditempatkan pada tower GBG yang sudah dibangun oleh PJB di wilayah pegunungan di sejumlah kecamatan di Kabupaten Malang di antaranya, Wajak, Wagir, Tumpang, Karangploso, serta di kawasan Batu di Gunung Panderman, Desa Pesanggrahan.
Izin prinsip pelaksanaan TMC di DAS Brantas 2022 sudah mendapatkan izin dari Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa pada April 2022, termasuk telah melakukan sosialisasi kepada masyarakat sekitar tower GBG.
Baca Juga:
100 Tahun Beroperasi, PLTA Bengkok Jadi Bukti Perjalanan Panjang PLN Gunakan EBT
“Hasil TMC memasuki musim kemarau ini diharapkan memberikan manfaat menambah pasokan air baku, irigasi pertanian rakyat seluas 101.180 hektar dan PLTA setara 1 miliar kWh per tahun,” imbuhnya.
General Manager PJB UP Cirata, Ochairialdy menambahkan rencananya teknologi ini juga akan diterapkan di PLTA Cirata yang berlokasi di Purwakarta Jawa Barat.
"Solusi mengembangkan ketersediaan dan kontinuitas energi primer air ini perlu untuk selalu didorong agar menjadi semakin baik secara kualitas dan kuantitas," ujarnya.