WahanaNews.co, Bandung - Kementerian Perdagangan melalui Badan Pengawas Perdagangan
Berjangka Komoditi (Bappebti) tegaskan komitmen untuk fokus pada peningkatan transaksi multilateral di bidang perdagangan berjangka komoditi (PBK).
Strategi ini merupakan langkah menuju transformasi PBK seiring arah perkembangan industri ke depan dan sebagai salah satu instrumen penguatan komoditas unggulan Indonesia.
Baca Juga:
Bappebti Tegaskan Komitmen Penguatan Industri Perdagangan Berjangka Komoditi
Hal ini dijelaskan dalam dialog ‘Transformasi Perdagangan Berjangka Komoditi di Era Digital’ yang diselenggarakan dalam rangkaian pembukaan Bulan Literasi PBK 2024 di Bandung, Jawa Barat, Senin (5/8).
“Penting untuk mengambil berbagai strategi dalam rangka memaksimalkan transaksi PBK, terutama dalam kontrak multilateral berbasis komoditas strategis Indonesia. Langkah ini antara lain mencakup
inovasi produk/kontrak baru, mencari pasar (anggota) baru, serta penguatan regulasi,” tegas Plt. Kepala Bappebti, Kasan.
Selain itu, Kasan menambahkan, pentingnya perlindungan masyarakat dalam membangun kepercayaan terhadap industri PBK dan upaya untuk mendorong terciptanya harga acuan minyak kelapa sawit (price reference crude palm oil/CPO) serta timah melalui bursa CPO dan bursa timah.
Baca Juga:
Capaian Bappebti Tahun Lalu Jadi Pijakan Tingkatkan Peran PBK
Sekretaris Bappebti, Olvy Andrianita yang bertindak sebagai moderator menjelaskan, industri PBK saat ini masih didominasi transaksi bilateral.
Sejalan dengan arahan Plt. Kepala Bappebti, harus segera diambil langkah strategis untuk mendorong transaksi multilateral di PBK. Para pelaku usaha dan para pemangku kepentingan perlu mengambil langkah baru untuk menyongsong transformasi industri ini.
Pada 2023, total transaksi PBK secara notional value (NV) mencapai Rp25,68 triliun. Dari nilai tersebut, nilai transaksi multilateral tercatat hanya sebesar Rp407 triliun. Komoditas yang
ditransaksikan pada perdagangan multilateral masih terkonsentrasi pada emas, kakao, olein, timah, dan kopi.