WahanaNews.co, Badung - Krisis air dan berbagai persoalan lingkungan hidup menjadi keresahan hampir seluruh negara di dunia. Begitu pula negara Uni Eropa menghadapi masalah terkait pengelolaan sumber daya air, keanekaragaman hayati, dan pelestarian lingkungan hidup.
Uni Eropa pun memandang penting adanya peta jalan air bagi kehidupan yang berkelanjutan serta menjaga ketahanan air dan pangan. Peta jalan air yang dimaksud terkait dengan green water dan blue water.
Baca Juga:
Kemendag Ajak Eksportir Melek Kebijakan Karbon di Negara Tujuan Ekspor
Hal tersebut disampaikan Director-General of the Environment Department, European Commission Florika Fink-Hooijer, saat menjadi keynote speaker dalam sesi diskusi thematic process World Water Forum ke-10 bertajuk Water Resources Management Across Borders, Basins, and Scales from Source to Sea, di Ruang Legian 6, BNDCC, Nusa Dua, Bali, Senin (20/5/2024).
“Saya senang Indonesia menyebut pentingnya membuat peta jalan air. Tapi kita juga harus memiliki struktur pemerintahan yang mengelola sumber daya air dengan baik. Kita perlu bersama-sama memperhatikan keanekaragaman hayati dan kebijakan terkait air,” ungkapnya.
Florika Fink-Hooijer juga mengakui bahwa saat ini memang masih banyak ditemukan air yang tidak bersih dan air bersih yang tidak bisa diminum secara langsung. Selain itu, juga banyak polusi yang mencemari air sehingga berdampak pada air minum dan Daerah Aliran Sungai (DAS).
Baca Juga:
Uni Eropa Berlakukan Tarif Tinggi Mobil Listrik Buatan China
“Ada berbagai regulasi yang kami punya di Uni Eropa. Sebaiknya kita melakukan koordinasi dan merampingkannya, termasuk pengelolaan air dengan teknologi kelautan. Tapi sangat penting adanya koordinasi dan kolaborasi yang baik antar negara. Kita juga harus memiliki status kualitatif dan kualitas yang baik dari berbagai badan air,” ujar dia.
Sesi ini juga diikuti dengan sesi panel dengan menghadirkan beberapa pembicara. Satu di antaranya adalah dari Asian Development Bank yang membagikan program-program yang telah dilakukan yang berkaitan dengan pengelolaan sumber daya air.
Melalui panel ini, diharapkan para partisipan dan perwakilan organisasi dari berbagai negara bisa saling berbagi dan belajar. Khususnya tantangan yang dihadapi dan praktik-praktik baik, dan program yang efektif serta telah berhasil dilakukan sehingga bisa diadaptasi di daerah masing-masing. Demikian dilansir dari laman kemenparekrafgoid, Rabu (22/5).