Selain dari penataan subsidi dan ekstensifikasi maupun intensifikasi penerimaan pajak, Eddy menyebutkan bahwa anggaran program susu dan makan siang gratis juga akan diperoleh dari penataan anggaran-anggaran yang tidak perlu di Kementerian atau Lembaga (K/L).
"Anggaran yang ada di K/L bisa kita sisir satu per satu lagi, karena kan biaya rapat, biaya pembuatan UU, biaya buat peraturan itukan mahal sekali, produknya juga kita belum lihat seperti apa, nah itu kalau di sini satu per satu bisa dapat," tegas Eddy.
Baca Juga:
Selain Jajaki Potensi Investasi, Indonesia Pelajari Program Makan Siang Gratis di India
Tidak hanya itu, dalam jangka menengah, terdapat peningkatan pendapatan negara melalui program hilirisasi yang memberikan nilai tambah pada komoditas ekspor Indonesia.
Dengan demikian, Eddy memastikan bahwa penerimaan negara akan semakin kuat di masa mendatang melalui berbagai kebijakan yang akan diterapkan oleh Prabowo-Gibran.
"Istilahnya banyak sumber-sumber pendapatan yang sebenarnya jika kita telaah itu tidak hanya mencukupi untuk program anggaran susu, tetapi bahkan lebih untuk anggaran-anggaran lainnya juga," ujarnya.
Baca Juga:
Penegasan Makan Siang Gratis di APBN Setelah Pengumuman KPU
Setelah Pemilihan Presiden 2024 berlangsung pada Rabu lalu (14/2/2024), hasil real count dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada Jumat (16/2/2024) pukul 15:00 WIB menunjukkan bahwa pasangan calon presiden dan wakil presiden Prabowo-Gibran unggul.
Kedua pasangan tersebut telah meraih suara sebanyak 57%, melebihi batas satu putaran Pilpres 2024 yang harus mencapai lebih dari 50%.
Hasil tersebut diperoleh dari perhitungan suara hingga pukul 14:00 WIB dengan 54,91% data Tempat Pemungutan Suara (TPS) yang telah tercatat.