"Sehingga yang subsidi kita siapkan sekarang Rp 350 triliun sesungguhnya enggak perlu sebesar itu, nah uangnya kan bisa digunakan untuk yang lain-lain," tegas Eddy.
Meski demikian, Eddy juga menegaskan, sumber pendanaan program susu dan makan siang gratis anak sekolah Indonesia bukan hanya diperoleh dari penataan subsidi energi, melainkan sebagian besar dari peningkatan penerimaan negara.
Baca Juga:
Polda Banten Uji Coba Makan Siang Bergizi Gratis untuk 850 Siswa SD
"Jadi kan dibutuhkan Rp 400 triliun, dari mana sumber dananya? sumber dananya adalah pertama dari penguatan sumber pendapatan pajak, caranya bagaimana? ekstensifikasi dan intensifikasi," ungkapnya.
Melalui kebijakan ekstensifikasi dan intensifikasi pajak, Eddy mengatakan, pemerintahan Prabowo-Gibran nantinya akan memperoleh tambahan peningkatan rasio pajak sekitar 1% dari produk domestik bruto, yakni sekitar Rp 210 triliun untuk anggaran program susu dan makan siang gratis.
"1% dari rasio pajak kita yang sekarang ini masih sangat rendah, naik 1% saja itu bisa ada tambahan pendapatan negara Rp 210 triliun karena PDB kita kan Rp 21.000 triliun," tutur Eddy.
Baca Juga:
Sekjen PBB Nilai Program Makan Bergizi Gratis Prabowo Investasi Penting
Ekstensifikasi dan intensifikasi ini akan diterapkan dengan kembali menyisir wajib pajak yang belum memiliki NPWP.
Menurut Eddy, dari 147 juta orang yang bekerja di Indonesia, saat ini baru 30% yang memiliki NPWP, dan dari 30% itu juga masih ada yang belum jujur mengungkapkan besaran penghasilannya.
"Mau tidak mau nanti harus melakukan penyisiran terhadap mereka-mereka yang sudah bekerja tapi belum memiliki NPWP. Caranya bagaimana? ya kita kerja sama dengan pihak perbankan untuk mendapatkan informasi," ungkap Eddy.