WahanaNews.co, Jakarta - Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) Suahasil Nazara mengatakan, visi Indonesia 2045 bercita-cita menjadi negara high-income. Untuk menuju kesana, Indonesia yang saat ini berada pada kategori middle income country harus menggerakkan perekonomiannya dengan inklusif.
“Maka itu, ketika kita bicara mengenai Indonesia maju ya kita bicara mengenai orang, mengenai human capital,” ungkap Wamenkeu pada acara The 4th Indonesia Human Capital Summit (IHCS) 2023 yang mengusung topik “Advancing Diversity, Equity, and Inclusion, and Respectful Workplace Policy” di Jakarta, Selasa (07/11).
Baca Juga:
Pelindungan Konsumen Sistem Pembayaran
Lebih lanjut Wamenkeu mengatakan, jika selama ini SDM selalu dikaitkan dengan produktivitas, maka itu tidak cukup. Menurutnya produktivitas perlu diiringi juga dengan kreativitas atau inovasi.
“Tidak bisa kita maju hanya dengan produktivitas saja. Tapi kalau kita mau maju, kita mesti mulai berpikir mengenai kreativitas,” jelas Wamenkeu.
Wamenkeu menjelaskan, ada tiga hal yang dapat digunakan sebagai dasar untuk mendorong inovasi dan produktvitas. Ketiga hal ini yakni diversity, equity, dan inclusion.
Baca Juga:
Menuju Satu Dekade Memberi Manfaat, Pemerintah Terus Dorong KUR untuk Usaha Produktif
Keberagaman menstimulasi ide dan inovasi. Seperti pada industrialisasi dengan moderasi pertumbuhan sektor primer seiring perubahan struktur ekonomi menuju sektor sekunder dan tersier. Kemudian digitalisasi dengan otomasi cara kerja yang menjadikan bisnis proses lebih inovatif dan efisien.
Di sisi lain, Wamenkeu mengatakan ketimpangan menjadi masalah struktural dalam pembangunan Indonesia. Pemerataan antardaerah menjadi tantangan transformasi struktur ekonomi Indonesia. Terkait equity antardaerah, peran Pemerintah mencakup memperbaiki dari sisi infrastruktur yaitu transportasi dan energi terutama listrik, membangun pusat pertumbuhan ekonomi baru, dan pemerataan akses dan mutu pelayanan publik.
“Equity adalah harusnya setiap komponen masyarakat kita either region atau kelompok masyarakat, bisa memiliki kemampuan mengaktualisasikan, mempekerjakan seluruh sumber daya ekonomi yang dia miliki. Ini kita masih belum equal,” tandas Wamenkeu.