WahanaNews.co | PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) mendapatkan kepercayaan untuk membangun infrastruktur di Timor Leste dengan memenangkan tender proyek Jalan Noefefan -- Oenuno di Oé-Cusse, Timor Leste senilai USD 22,1 juta atau setara dengan Rp322 Milliar.
Hingga Juli 2022, WSKT telah meraih kontrak baru sebesar Rp 9,90 triliun. Perolehan kontrak tersebut meningkat 130,98% dibandingkan tahun lalu yang sebesar Rp 4,29 triliun.
Baca Juga:
Ponakan Luhut Panjaitan, Pandu Sjahrir Bakal Akuisisi 10,67% Saham NET TV
Nilai kontrak baru (NKB) yang bersumber dari proyek pemerintah sebanyak 75,21%, proyek swasta 10,95%, pengembangan bisnis anak usaha perseroan 9,80%, dan proyek BUMN serta BUMD 4,05%.
NKB tersebut terdiri dari 5 segmen, yaitu konektivitas infrastruktur sebanyak 66,21%, Sumber Daya Air (SDA) 9,37%, entitas anak usaha 9,80%, proyek gedung 9,63%, dan EPC 4,96%.
Kinerja WSKT kurang baik pada semester I-2022. Walau pendapatan Waskita Karya naik, emiten BUMN Karya ini malah membukukan kerugian di paruh pertama 2022.
Baca Juga:
Saham Prajogo Pangestu Rontok, Rp 180 Triliun Hilang dalam Hitungan Menit
Merujuk laporan keuangan di Bursa Efek Indonesia (BEI), WSKT membukukan pendapatan Rp 6,09 triliun dalam enam bulan pertama 2022. Meningkat 29,29% dibandingkan pendapatan pada Semester I-2021 yang ada di angka Rp 4,71 triliun.
Saham WSKT sendiri telah mengalami penurunan mingguan sebesar 6,09% dan penurunan tahunan sebesar 17,89%, meskipun begitu saham WSKT masih naik 4,85% pada 1 bulan terakhir. Harga saham Waskita masih bergerak di antara titik support pada level 500 dan resistance pada level 585 pada beberapa bulan terakhir.
Pada tanggal 15 Agustus 2022, harga saham Waskita sempat menyentuh harga Rp 595 per lembar saham dan hampir menembus resistance, tetapi gagal dikarenakan aksi profit taking yang dilakukan oleh investor. [rin]