WahanaNews.co, Jakarta - Di dunia DeFi (Decentralized Finance), banyak investor yang memilih untuk menjadi penyedia likuiditas (LP) dengan menyetorkan aset mereka ke platform seperti Uniswap atau Curve. Namun, sebagian besar dari mereka sering tidak menyadari bahwa ada risiko yang mungkin mereka hadapi, yang disebut sebagai impermanent loss.
Artikel ini akan membahas apa itu impermanent loss, bagaimana cara kerjanya, serta langkah-langkah yang dapat diambil untuk mengelola dan meminimalkan kerugian ini.
Baca Juga:
Sri Mulyani: Pembangunan Infrastruktur harus Berkelanjutan, Inklusif, dan Tangguh Iklim
Apa Itu Impermanent Loss?
Impermanent loss adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan kerugian sementara yang dialami oleh penyedia likuiditas saat mereka menyetor aset ke dalam protokol Automated Market Maker (AMM), seperti Uniswap atau SushiSwap.
Kerugian ini terjadi ketika harga aset yang disetorkan berubah relatif terhadap harga saat deposit dilakukan. Meskipun disebut "impermanent" (sementara), kerugian ini bisa menjadi permanen ketika penyedia likuiditas menarik dana mereka dari pool likuiditas dan harga aset tidak kembali ke rasio semula.
Baca Juga:
Pemerintah Butuh Rp1.900 T Bangun Infrastruktur, Ajak Investor Asing
Mengapa Impermanent Loss Terjadi?
Pada umumnya, AMM menggunakan pool likuiditas yang terdiri dari dua token dengan rasio tertentu—seringkali 50/50. Sistem kontrak pintar secara otomatis menyesuaikan keseimbangan token ini berdasarkan transaksi yang terjadi di dalam pool. Ketika harga satu token berubah signifikan dibandingkan dengan token lainnya, pool akan melakukan rebalancing untuk mencocokkan rasio tersebut. Hal ini bisa mengakibatkan LP memegang lebih banyak aset yang mengalami penurunan nilai dan lebih sedikit dari yang naik nilainya.
Misalnya, jika seorang LP menyetor ETH dan USDC dengan rasio 50/50 pada saat 1 ETH = 1,000 USDC, dan harga ETH tiba-tiba naik dua kali lipat menjadi 2,000 USDC, sistem akan menyesuaikan pool sehingga LP akan memiliki lebih sedikit ETH dan lebih banyak USDC. Akibatnya, nilai total yang dimiliki LP dalam USD bisa lebih rendah dibandingkan jika mereka hanya menyimpan ETH dan USDC secara terpisah.