"Artinya, penerima subsidi BBM benar-benar pada masyarakat yang berhak, by name by address, bukan seperti sekarang," ungkap Tulus.
Di samping itu, menurut kajian Bank Dunia, 70 persen subsidi bbm tidak tepat sasaran karena dinikmati kelompok menengah dan mampu.
Baca Juga:
Kritik Pedas YLKI: Kebijakan Harga Tiket Taman Nasional 100-400% Justru Bunuh Minat Wisatawan
"Fenomena seperti itu tidak boleh dibiarkan," katanya.
Ke depan, YLKI mengharapkan pemerintah lebih siap merespons perubahan harga minyak mentah dunia, misalnya dengan menyiapkan oil fund atau semacam dana tabung minyak.
"Dengan dana itu, jika harga minyak mentah sedang turun maka selisihnya bisa disimpan dalam oil fund tersebut dan sebaliknya jika sedang naik maka tidak serta merta harga BBM di dalam negeri harus naik," tegas Tulus. [qnt]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.