WahanaNews.co | Pantai timur laut Jepang di lepas pantai Fukushima semalam diguncang gempa maginitudo 7,3.
Sebanyak dua orang dilaporkan tewas dan 94 orang terluka. Guncangan ini menghidupkan kembali ingatan akan tragedi gempa dan tsunami yang melumpuhkan wilayah yang sama lebih dari satu dekade sebelumnya.
Baca Juga:
Gempa Sesar Anjak Langsa Magnitudo 4.4, Guncangan Kuat di Wilayah Perbatasan Aceh-Medan
Pemerintah setempat mengatakan ada beberapa laporan kebakaran. Badan Penanggulangan Kebakaran dan Bencana mengatakan pada Kamis (17/3/2022) pagi bahwa ada dua kematian yang dikonfirmasi dan 94 terluka, termasuk empat luka serius.
Gempa itu terasa di Tokyo, yang berjarak sekitar 275 kilometer (170 mil), di mana gedung-gedung bergoyang cukup lama.
Ratusan ribu rumah dilanda kegelapan selama satu jam atau lebih, meskipun listrik telah pulih sepenuhnya pada dini hari tadi.
Pihak berwenang mencabut peringatan tsunami yang dikeluarkan sebelumnya.
Baca Juga:
Pemkot Jakarta Barat Sosialisasi Mitigasi Gempa, Antisipasi Megathrust
Badan Meteorologi Jepang mengatakan tepat sebelum tengah malam, gempa melanda di lepas pantai prefektur Fukushima pada kedalaman 60 kilometer.
Ini memicu kenangan akan gempa bumi dan tsunami dahsyat pada Maret 2011, seminggu setelah peringatan 11 tahun bencana itu.
Perdana Menteri Fumio Kishida, seperti dikutip Reuters, mengatakan tidak ada kelainan pada pembangkit listrik tenaga nuklir akibat gempa tersebut.
Tragedi gempa dan tsunami 2011 memicu kehancuran pada pembangkit nuklir Daiichi di Fukushima, sebuah insiden yang sebenarnya masih dihadapi Jepang.
Pihak berwenang sebelumnya mengatakan alarm kebakaran telah dipicu di sebuah bangunan turbin di pembangkit nuklir yang lumpuh.
Secara terpisah, kereta peluru Shinkansen tergelincir dengan sekitar 100 orang di dalamnya, meskipun tidak ada laporan korban luka.
Utilitas Tokyo Electric Power Company mengatakan bahwa awalnya sekitar 2 juta rumah tangga kehilangan listrik pada hari Rabu, termasuk 700.000 di ibu kota. Sedangkan Tohoku Electric Power mengatakan sekitar 38.500 rumah masih padam pada pukul 07.40 waktu setempat, Kamis.
Gempa kuat di Jepang dapat mengganggu manufaktur, terutama komponen elektronik sensitif seperti semikonduktor yang dibuat menggunakan mesin presisi.
Gempa 2011 menghentikan produksi selama tiga bulan di sebuah pabrik milik Renesas Electronics Corp, yang membuat hampir sepertiga dari semua chip mikrokontroler digunakan di mobil. Kebakaran di fasilitas tahun lalu memperburuk kekurangan chip yang memaksa perusahaan mobil untuk mengekang produksi.
Renesas mengatakan sedang memeriksa kondisi tiga pabriknya Naka, Yonezawa dan Takasaki dan akan memberikan pernyataan apakah produksi akan terpengaruh nanti.
Berada di perbatasan beberapa lempeng tektonik, Jepang mengalami sekitar seperlima gempa bumi magnitudo 6 atau lebih besar di dunia. [bay]