WahanaNews.co | 30 ekor badak putih yang terancam punah tiba di Rwanda kemarin (29/11), usai melalui perjalanan panjang dari Afrika Selatan, menggunakan pesawat Boeing 747. Konservasionis menyebut peristiwa ini sebagai perpindahan badak terbesar yang pernah dilakukan.
Hewan-hewan besar, yang beratnya dapat mencapai dua ton itu melakukan perjalanan sekitar 3.400 kilometer dari Cagar Alam Swasta Phinda Afrika Selatan sebagai bagian dari program untuk mengisi kembali populasi spesies yang dimusnahkan oleh perburuan liar sejak tahun 1970-an.
Baca Juga:
Pemerintah China Minta Ketegangan di Timur Tengah Mereda
Setelah berlimpah di Afrika sub-Sahara, badak putih menjadi hewan perburuan oleh pemukim Eropa yang sebagian besar memusnahkan mereka.
Badak-badak itu memulai perjalanan 40 jam mereka ke rumah baru di Taman Nasional Akagera di Rwanda timur setelah berbulan-bulan persiapan, jelas African Parks, sebuah badan amal yang dipimpin oleh Pangeran Harry dari Inggris yang terlibat dalam proyek ini.
"Kami harus menenangkan mereka untuk mengurangi stress mereka, yang juga berisiko, dan memantau mereka," jelas CEO Taman Afrika Peter Fearnhead. Dia menyebut proyek itu sukses.
Baca Juga:
Jokowi dan Menlu Wang Yi Bahas Kerja Sama Ekonomi dan Situasi Timur Tengah
Hewan-hewan itu diangkut dengan Boeing 747 sewaan dan kemudian ditempatkan di dua kandang berumput - masing-masing seukuran stadion sepak bola - setelah tiba di Rwanda.
"Ini akan memberikan kesempatan bagi mereka untuk tumbuh di lingkungan yang aman dari Afrika Selatan di mana tiga badak dibunuh per hari oleh pemburu liar," jelas manajer regional taman itu Jes Gruner, seperti dilansir laman RFI, Selasa (30/11).
Pemindahan satwa liar juga memiliki risiko. Pada tahun 2018, empat dari enam badak hitam yang direlokasi mati beberapa bulan setelah tiba di Chad.