WahanaNews.co | Sekitar 30 negara, termasuk Indonesia, dilaporkan akan menggelar pertemuan di Jeddah, Arab Saudi, pada 5-6 Agustus mendatang untuk membahas perang Rusia dan Ukraina yang masih berkecamuk.
Diberitakan Wall Street Journal, sejumlah diplomat yang terlibat dalam perencanaan agenda itu mengungkap bahwa peserta pertemuan terdiri dari negara-negara Barat.
Baca Juga:
Hubungan Politik dan Ekonomi Indonesia-China
Selain itu, pertemuan tersebut juga akan melibatkan sejumlah negara lainnya, termasuk Indonesia, Mesir, Meksiko, Chile, hingga Zambia.
Seperti yang dilansir Reuters, pejabat negara-negara Barat berharap pembicaraan itu dapat menggalang dukungan internasional untuk perundingan perdamaian yang menguntungkan Ukraina.
Hingga kini, belum ada keterangan resmi dari Indonesia dan sejumlah negara lainnya terkait kabar ini.
Baca Juga:
CIA Datangi Prabowo di AS, Ada Apa di Balik Pertemuan Misterius dengan Presiden Indonesia?
Namun, Inggris, Afrika Selatan, dan Uni Eropa sudah mengonfirmasi akan hadir. Penasihat Keamanan Amerika Serikat, Jake Sullivan, juga diperkirakan akan hadir.
Sebelum pertemuan ini, sudah ada sejumlah upaya perundingan damai. Namun, tak satu pun membuahkan hasil.
Turki sebenarnya sempat menjadi tuan rumah pertemuan antara delegasi Rusia dan Ukraina tahun lalu. Namun, perundingan itu buntu karena Rusia dan Ukraina tetap bersikeras pada syarat mereka.
Rusia menegaskan perdamaian hanya bisa tercapai jika Ukraina menerima "kenyataan baru" terkait wilayah kedaulatan mereka. Negeri Beruang Merah ingin Ukraina menyerahkan daerah-daerah yang sudah mereka caplok sepihak.
Ukraina jelas ogah. Mereka juga mengajukan syarat bahwa Rusia harus menarik terlebih dulu pasukan di Ukraina jika mau perdamaian tercapai.
Karena buntu, perundingan itu tak pernah berlanjut. Di tengah ketidakpastian tersebut, sejumlah negara sempat mendesak China untuk menekan Rusia agar menghentikan perang.
China juga sempat mengajukan proposal damai pada Februari lalu. Sebagai sekutu dekat China, Rusia mendukung proposal itu. Namun, Ukraina belum bicara banyak tentang tawaran China tersebut.
Perwakilan China sebenarnya sudah bertemu dengan Ukraina, tapi belum ada perkembangan lebih lanjut.[eta]