Lalu, apa dampaknya jika atmosfer mengandung kadar karbon dioksida yang tinggi? Semakin tinggi kadar karbon dioksida di atmosfer, maka akan semakin meningkat suhu bumi yang selanjutnya berdampak pada perubahan iklim yang ekstrem. NASA berpendapat bahwa pembakaran bahan bakar fosil dan efek rumah kaca bertanggung jawab pada meningkatnya kadar karbondioksida di atmosfer.
3. Permafrost Arktik menghilang lebih cepat
Baca Juga:
Hadapi Krisis Iklim Global di NTT, VCA Gelar Dialog Publik Bertajuk "Suara Bae Dari Timur"
Berdasarkan hasil tangkapan citra satelit, lapisan permafrost yang berada di Arktik, Kanada mulai mencair. Padahal, para ilmuwan memperkirakan permafrost akan tetap membeku setidaknya dalam jangka waktu 70 tahun kedepan.
Lapisan permafrost itu sendiri adalah lapisan tanah yang membeku. Fenomena mencairnya permafrost merupakan berita yang mengkhawatirkan, karena para ahli iklim berpendapat bahwa suhu udara tidak akan cukup hangat untuk mencairkan permafrost paling tidak hingga tahun 2090.
4. Suhu Alaska menjadi lebih panas dari kota New York
Baca Juga:
Ngeri! Bencana Global Bakal Terjadi jika Seluruh Es Antartika Mencair
Dikutip dari Timeanddate, pada 4 Juli 2019 untuk pertama kalinya dalam sejarah suhu di wilayah Anchorage, Alaska mencapai 32 derajat Celcius. Anchorage merupakan suatu kota yang terletak di Negara Bagian Alaska yang biasanya tertutup oleh salju.
Kota ini hanya berjarak 595 kilometer dari lingkaran Arktik. Dengan suhu yang mencapai 32 derajat Celcius, berarti suhu di kota Anchorage lebih panas dibandingkan dengan suhu di kota New York di waktu yang sama. Berdasarkan catatan sejarah, rekor suhu tertinggi sebelumnya di kota Anchorage terjadi pada 14 Juni 1969, yaitu suhu di kota tersebut mencapai 29 derajat Celcius.
5. Kebakaran Arktik terlihat dari luar angkasa