WahanaNews.co | Rusia melalui kedutaan besarnya di Mesir mengecam kemunafikan Israel karena mengecam invasi Moskow ke Ukraina dan di saat yang sama mengabaikan hidup warga Palestina.
Moskow mengatakan Israel menerapkan standar ganda dengan mengkritik invasi Rusia ke Ukraina tapi melancarkan serangan ke Jalur Gaza, Palestina, baru-baru ini yang menyebabkan puluhan orang tewas, termasuk bocah berusia 5 tahun.
Baca Juga:
Bantu Rusia, Terungkap Kim Jong Un Kirim Tentara ke Ukraina
"Bandingkan kebohongan Perdana Menteri Yair Lapid mengenai Ukraina pada April lalu, di mana ia mencoba menyalahkan dan menjatuhkan tanggung jawab pada Rusia akibat tragedi pembunuhan massal Bucha yang justru dibunuh dengan cara biadab oleh Nazi Ukraina," bunyi pernyataan Kedubes Rusia di Mesir melalui akun Twitternya pada Kamis (11/8),
"Bandingan itu dengan seruannya (Lapid) bulan Agustus ini untuk menyerang dan mengebom wilayah Palestina di Jalur Gaza. Bukan kah ini standar ganda.. sama sekali mengabaikan kehidupan warga Palestina," papar kedubes menambahkan.
Kicauan kedubes Rusia dalam bahasa Arab itu turut mengunggah tangkapan layar kicauan Lapid di Twitter soal kecamannya terhadap tragedi di Bucha.
Baca Juga:
3 Negara Ini Melarang Warganya Tersenyum kepada Orang Lain, Kok Bisa?
"(Secara sengaja membahayakan populasi warga sipil adalah kejahatan perang dan saya mengecam keras itu," kata Lapid dalam kicauannya seperti dikutip Middle East Monitor.
Belakangan, relasi Israel dan Rusia memang terus merenggang terutama setelah keputusan Moskow yang ingin menutup Badan Yahudi di Negeri Beruang Merah.
Sebelumnya, Rusia menyebut penutupan itu dilakukan lantaran lembaga itu kerap mempromosikan migrasi ke Israel hingga menarik umat Yahudi di negaranya.
Bahkan Kementerian Kehakiman Rusia telah mengajukan banding ke pengadilan distrik Moskow pada Juli lalu. Banding itu menuntut "pembubaran" kantor Badan Yahudi di negara itu.
Tel Aviv pun merespons langkah Rusia ini. Perdana Menteri (PM) Israel Yair Lapid memperingatkan Moskow bahwa menutup Badan Yahudi di sana akan berdampak negatif terhadap hubungan antara kedua negara.
Lapid juga telah menugaskan Kementerian Luar Negeri Israel untuk menyusun tindakan spesifik yang dapat diambil Negeri Yahudi itu jika Rusia melanjutkan rencananya untuk menutup operasi organisasi. [afs]