WahanaNews.co | Merek pakaian asal Jepang, Uniqlo, bergabung dengan perusahaan-perusahaan yang menghentikan bisnisnya di Rusia.
Sebelumnya Uniqlo berujar akan tetap membuka tokonya di Rusia, namun merek pakaian ini segera mengubah keputusannya setelah Inggris meningkatkan sanksi terhadap oligarki Rusia, termasuk pemilik klub sepak bola Chelsea, Roman Abramovich.
Baca Juga:
Laku Rp 21 Miliar, Tuna Raksasa Ini Cetak Rekor di Jepang
Kepada media Jepang, Uniqlo sebelumnya menyatakan akan terus mengoperasikan 50 tokonya di Rusia dan berargumen bahwa pakaian merupakan kebutuhan hidup, dan warga Rusia berhak mendapatkan kebutuhan sandang.
Kemudian pada Kamis (10/3/2022) kemarin, Uniqlo memutuskan tidak melanjutkan bisnis di Rusia karena sejumlah kesulitan.
Dikutip dari Reuters.com, selain Uniqlo, Bank investasi Goldman Sach, menjadi bank pertama Amerika Serikat yang keluar dari Rusia.
Baca Juga:
Demi Genjot Angka Kelahiran di Jepang, Tokyo Gratiskan Tempat Penitipan Anak
Keputusan sama juga dilakukan perusahaan makanan dan agribisnis AS, Bunge, yang menghentikan ekspor baru dari Rusia.
Menghadapi sanksi dari Barat, Presiden Vladimir Putin mengatakan negaranya akan menjadi jauh lebih kuat dan lebih mandiri.
Walaupun kecaman yang diberikan perusahaan-perusahaan atas serangan Rusia terhadap Ukraina semakin besar, Putin menyebut yang dilakukan Rusia bukanlah invasi melainkan operasi militer khusus, dan Putin mengatakan dia tidak punya pilihan.