Menurut Khalid, kematian Zahedi memiliki pengaruh besar dalam penebusan dosa IDF terkait serangan Hamas.
Khalid menilai tewasnya Zahedi "telah memberi Netanyahu alasan untuk mempertahankan agenda Rafahnya."
Baca Juga:
Balas Israel, Iran Disebut Bakal Tingkatkan Kekuatan Hulu Ledak
Israel baru-baru ini mengumumkan bahwa mereka berencana menyerang Rafah, wilayah di ujung selatan Palestina yang sekarang menjadi tempat pengungsian hampir semua warga Palestina.
Pembunuhan Zahedi, yang dilakukan oleh Khalid, menandai momen penting dalam konflik yang sedang berlangsung di Gaza karena mewakili tewasnya pemimpin IRGC tingkat tinggi untuk ketiga kalinya. Pasukan Al Quds telah kehilangan Soleimani dan Hossein Hamedani sebelum Zahedi.
Khalid berpendapat bahwa kematian para petinggi ini secara tidak sengaja menyebabkan rezim Iran merugi, memicu rasa dendam yang kuat terhadap Zionis.
Baca Juga:
Elon Musk Beberkan Alasan Tangguhkan Akun X Pemimpin Tertinggi Iran
Selain itu, Khalid menyatakan bahwa serangan Israel terhadap konsulat Iran merupakan peristiwa penting yang lebih dari sekadar "penargetan taktis".
"Hal ini menandakan perubahan dalam strategi Israel yang beralih dari sekadar serangan terisolasi menjadi kampanye yang lebih luas terhadap tokoh-tokoh penting dalam jaringan proksi Iran," tulisnya.
Serangan ini dinilai tak cuma menyasar individu, namun juga jadi sinyal kian tajamnya permusuhan, sekaligus meningkatkan pertaruhan bagi semua aktor yang terlibat dalam perpolitikan Timur Tengah.