WahanaNews.co |Sebelumnya, kasus Covid-19 di beberapa negara Eropa bisa diatasi dan ditekan setelah melaksanakan lockdown. Namun, tak disangka, Covid-19 kembali merajalela, sehingga 2 negara memutuskan melaksakan lockdown lagi.
Baca Juga:
COVID-19 Ngamuk di India, Kasus Melonjak Ribuan Persen dalam 3 Minggu
Banyak negara Eropa yang kembali menghadapi gelombang baru Covid-19. Gelombang baru Covid-19 dikhawatirkan lebih buruk dibandingkan gelombang pertama Covid19.
Seperti yang dialami Prancis dan Jerman, negara tersebut
memilih kembali lockdown. Presiden Prancis Emmanuel Macron dan Kanselir Jerman
Angela Merkel pada Rabu (28/10/2020), memerintahkan negaranya kembali lockdown.
Baca Juga:
Korupsi Pengadaan APD: Eks Pejabat Kemenkes dan Dua Direktur Dipenjara
Bahaya gelombang besar Covid-19 disebut mengintai beberapa
negara tersebut karena akan memasuki musim dingin.
"Virus itu beredar dengan kecepatan yang bahkan tidak
diantisipasi oleh perkiraan yang paling pesimistis," kata Macron dalam
pidato yang disiarkan televisi, dikutip dari Reuters.
"Seperti semua tetangga kami, kami tenggelam oleh
percepatan virus yang tiba-tiba," lanjutnya.
"Kita semua berada di posisi yang sama dibanjiri
gelombang kedua yang kita tahu akan lebih sulit, lebih mematikan daripada
gelombang pertama," kata Macron.
Menilai gelombang baru Covid-19 lebih berbahaya, Prancis
mulai memberlakukan lockdown pada Jumat pekan ini. Sementara Jerman akan
menutup menutup bar, restoran, dan teater mulai 2 hingga 30 November mendatang.
"Saya telah memutuskan bahwa kita harus kembali ke
penguncian yang menghentikan virus," katanya.
Sementara itu, warga Prancis diminta untuk tinggal di rumah
kecuali kebutuhan mendesak membeli barang-barang penting. Seperti kebutuhan
medis atau berolahraga hingga satu jam sekali.
Mereka akan diizinkan untuk pergi bekerja jika perusahaan
mereka menganggap tidak mungkin untuk kerja dari rumah. Sekolah akan tetap
buka.
Siapa pun yang meninggalkan rumah mereka di Prancis sekarang
harus membawa dokumen yang memperbolehkan mereka berada di luar dan diperiksa
oleh polisi setempat.
Kasus Prancis kembali melonjak di atas 36.000 kasus baru
setiap hari. Jerman, yang tidak terlalu terpukul dibandingkan tetangganya di
Eropa awal tahun ini, mengalami peningkatan kasus secara eksponensial. [qnt]