Lebih brutal lagi, tentara Israel sering menembaki truk bantuan dan orang-orang yang antre menunggu bantuan.
Kamis pagi, pasukan Israel menembaki kerumunan warga Palestina yang menunggu bantuan kemanusiaan di selatan Kota Gaza di daerah 'Bundaran Al-Nabulsi', menyebabkan 112 warga Palestina tewas dan hampir 800 orang terluka, menurut Kementerian Kesehatan yang berbasis di Gaza.
Baca Juga:
Prabowo Dukung Solusi Dua Negara untuk Selesaikan Konflik Palestina
“Situasi menyedihkan di dalam tempat penampungan sangat kejam, dengan meluapnya limbah di halaman sekolah, penumpukan kotoran dan limbah serta penyebaran penyakit yang mengerikan di kalangan pengungsi, terutama anak-anak,” papar laporan Al-Jazeera.
“Para pengungsi menderita kondisi kemanusiaan yang sangat sulit, karena kekurangan makanan dan air yang parah, yang membuat mereka rentan terhadap penyakit dan memperburuk kekurangan pangan,” ungkap laporan itu.
Situasi yang mengerikan ini telah memaksa penduduk di Jalur Gaza utara untuk mencari makanan apa pun yang bisa dimakan, bahkan ada yang menggiling pakan ternak dan unggas untuk dimakan.
Baca Juga:
Di Tengah Konflik Panjang, Ini Rahasia Israel Tetap Berstatus Negara Maju dan Kaya
Warga lain mencari lahan pertanian untuk mencari dedaunan yang ditanam di lahan tersebut untuk memuaskan rasa lapar mereka.
Di wilayah selatan dan tengah Jalur Gaza, penduduk mengalami kesulitan besar dalam mencari bahan makanan karena ketersediaan pangan yang terbatas dan lonjakan harga di tengah meningkatnya tingkat kemiskinan.
Sekali lagi, Antonio Guterres, Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), mengingatkan bahwa lembaga internasional tidak mampu mengirimkan bantuan ke Jalur Gaza bagian utara selama lebih dari satu minggu.