Militerisme dan glorifikasi kekerasan juga terlihat dalam pengajaran Holocaust. Sejarawan Andrew Hurley menjelaskan bahwa pendidikan Holocaust digunakan untuk menciptakan rasa kebencian terhadap orang Arab dengan menyebut mereka sebagai "Nazi masa kini".
Ini ditanamkan sejak dini dalam benak anak-anak Israel agar mendukung kekerasan terhadap Palestina sebagai bentuk “balas dendam sejarah”.
Baca Juga:
Jakarta Timur dan Selatan Terendam, Banjir Kepung 50 RT Sekaligus
Profesor Israel, Meytal Nasie, dalam studinya tahun 2016 menemukan bahwa mayoritas anak-anak Israel mengusulkan tindakan kekerasan sebagai solusi terhadap konflik: memukul, membunuh, atau mengusir warga Arab.
Literatur dan buku teks resmi Israel yang diajarkan di sekolah-sekolah, baik agama maupun sekuler, juga terus menampilkan narasi yang sama: Israel sebagai korban, Palestina sebagai ancaman.
Nurit Peled-Elhanan, dalam bukunya tahun 2013 Palestine in Israeli School Books, memperkuat temuan ini dan menyimpulkan bahwa indoktrinasi kebencian telah menjadi bagian dari sistem pendidikan nasional Israel.
Baca Juga:
Viral: Menantu Diusir Mertua Tanpa Uang, Emas Rp80 Juta Juga Raib
Singkatnya, bukan hal aneh jika anak-anak Israel menyanyikan lagu tentang genosida. Mereka tumbuh dalam lingkungan yang menormalisasi kekerasan terhadap Palestina.
Video itu hanya sekelumit gambaran dari sistem yang sudah lama berjalan dan terus dilanggengkan oleh negara.
[Redaktur: Rinrin Khaltarina]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.