WahanaNews.co | KTT G20 merupakan kependekan dari Konfrensi Tingkat Tinggi (KTT), sedangkan G20 adalah singkatan dari Group of Twenty.
G20 adalah forum utama kerja sama ekonomi internasional yang beranggotakan negara-negara dengan perekonomian besar di dunia terdiri dari 19 negara dan 1 lembaga Uni Eropa.
Baca Juga:
Sekjen PBB: Pentingnya Kepemimpinan Afrika dalam Arsitektur Perdamaian dan Keamanan Global
KTT G20 merupakan puncak dari proses dan usaha yang intensif dari seluruh alur kerja G20 atau pertemuan tingkat Menteri, Kelompok Kerja, dan Engagement Groups selama setahun keketuaan Indonesia.
Tahun 2022 ini, Bali akan menyambut para delegasi pertemuan G20 dan para Pemimpin Negara di dunia dari anggota G20 untuk KTT G20 ke-17 di Bali.
Dikutip dari g20.org, perhelatan KTT G20 Indonesia 2022 akan diselenggarakan di Bali pada 15-16 November 2022.
Baca Juga:
Apel Gelar, TNI Cek Kesiapan Pengamanan KTT World Water Forum Ke-10
Apa Tujuan KTT G20?
Tujuan KTT G20 adalah mendiskusikan kebijakan-kebijakan untuk memujudkan stabilitas global, dalam hal keuangan, pembangunan bekerlanjutan, pertumbuhan ekonomi, dan inklusif.
Puncak kerja KTT G20 ini adalah komitmen dan visi anggota untuk masa depan, yang disusun dari rekomendasi yang dipilih dan hasil dari pertemuan tingkat menteri dan alur kerja lainnya.
Sedangkan tujuan G20 adalah menjadi sebuah platform multilateral strategis yang menghubungkan negara-negara dengan perekonomian besar di dunia.
G20 memiliki posisi yang strategis di dalam menentukan masa depan pertumbuhan ekonomi dunia.
Hal ini dikarenakan secara kolektif, anggota G20 merepresentasikan lebih dari 80 persen perekonomian dunia, 75 persen perdagangan internasional, dan 60 persen populasi dunia.
Karena sejak tahun 1999, G20 telah menjadi pertemuan di tingkat Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral.
Pertemuan G20 semakin intens dilaksanakan dengan KTT tahunan yang diikutsertai oleh masing-masing Kepala Negara dan Kepala Pemerintahan.
Anggota G20 adalah:
Argentina,
Australia,
Brasil,
Kanada,
Cina,
Prancis,
Jerman,
India,
Indonesia,
Italia,
Jepang,
Republik Korea,
Meksiko,
Rusia,
Arab Saudi,
Afrika Selatan,
Turki,
Inggris,
Amerika Serikat,
dan Uni Eropa.
Spanyol juga diundang sebagai tamu tetap.
Lewat forum besar G20, Indonesia berkesempatan mendorong upaya kolektif dunia dalam mewujudkan kebijakan untuk mempercepat pemulihan ekonomi global secara inklusif.
Indonesia pun memiliki kesempatan untuk menunjukkan kepada dunia, dukungan penuh terhadap transisi energi global.
Lewat forum besar G20, Indonesia berkesempatan mendorong upaya kolektif dunia dalam mewujudkan kebijakan untuk mempercepat pemulihan ekonomi global secara inklusif. Indonesia pun memiliki kesempatan untuk menunjukkan kepada dunia, dukungan penuh terhadap transisi energi global.
Sejarah dibentuknya G20 dan KTT G20
Pada tahun 1999, G20 resmi dibentuk dengan tujuan mendiskusikan kebijakan-kebijakan dalam rangka mewujudkan stabilitas keuangan internasional.
Pembentukan forum G20 menjadi upaya menemukan solusi atas kondisi ekonomi global yang dilanda krisis keuangan global pada tahun 1997-1999.
Penyelenggaraannya melibatkan negara-negara berpendapatan menengah dan memiliki pengaruh ekonomi secara sistemik, termasuk Indonesia.
Para Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral negara G20 mulai mengadakan pertemuan untuk membahas respon terhadap krisis keuangan global yang terjadi.
Setelah itu, pertemuan tingkat Menteri Keuangan dilaksanakan secara rutin pada musim gugur.
Sembilan tahun kemudian, pada 14-15 November 2008, Para pemimpin negara-negara G20 bertemu untuk pertama kalinya di dalam KTT G20 pertama.
Saat itu, para pemimpin negara melakukan koordinasi respon global terhadap dampak krisis keuangan yang terjadi di AS saat itu.
Mereka kemudian sepakat untuk melakukan pertemuan lanjutan.
Dalam rangka mempersiapkan KTT setiap tahunnya, para Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral G20, bersama-sama dengan para perwakilan pemimpin negara yang dikenal sebagai Sherpa melakukan beberapa kali pertemuan dalam setahun.
Alur dan Pertemuan G20
Dikutip dari kemlu.go.id, dalam G20 terdapat dua pilar pembahasan, yaitu pilar keuangan yang disebut Finance Track.
Pilar kedua adalah pilar Sherpa Track yang membahas isuÂisu ekonomi dan pembangunan nonÂkeuangan.
Setiap pilar dimaksud memiliki kelompok kerja yang disebut Working Groups.
Selain kedua pilar tersebut, terdapat Engagement Groups, yaitu 10 kelompok komunitas berbagai kalangan profesional, yang mengangkat berbagai topik pembahasan.
Setiap kelompok Engagement Group memiliki peran penting bagi pemulihan global.
Terutama melalui gagasan konkret dan rekomendasi kebijakan yang tepat sasaran untuk para pemimpin G20.
Pada presidensi G20 Indonesia 2022 ini, dijadwalkan ada lebih dari 180 rangkaian kegiatan utama.
Termasuk pertemuan Engagement Groups, Pertemuan Working Groups, Pertemuan Tingkat Deputies / Sherpa, Pertemuan Tingkat Menteri, hingga Pertemuan Tingkat Kepala Negara KTT G20 di Bali nanti. [rds]