Penjualan mencakup 50 unit
Peluncuran Perintah Javelin (CLU),
pelatih keterampilan dasar produktivitas yang ditingkatkan, putaran simulasi
rudal, bantuan teknis dari Direktorat Manajemen Bantuan Keamanan (SAMD), bantuan teknis dari kantor proyek Penerbangan Taktis dan Amunisi
Darat (TAGM), dan elemen lain dari dukungan
logistik dan program.
Untuk penjualan ke Thailand,
Kontraktor utama dalam kesepakatan tersebut adalah Raytheon Technologies (RTX) dan Lockheed
Martin Javelin Join Venture.
Baca Juga:
China Ancam Serbu Taiwan, Dampaknya Bisa Lebih Dahsyat dari Perang di Ukraina
DSCA mengatakan,
rudal Javelin akan membantu Royal Thai Army (RTA) untuk menggantikan 106 mm (Recoilless Rifles) yang telah usang era
Perang Vietnam, dan memodernisasi kemampuan anti tank ringannya, serta
meningkatkan interoperabilitas dengan pasukan AS.
"Penjualan yang diusulkan akan meningkatkan
kemampuan Thailand untuk menghadapi ancaman saat ini dan masa depan dengan
meningkatkan kapasitas pertahanan jangka panjang Thailand untuk mempertahankan
kedaulatan dan integritas teritorialnya," kata DSCA. [jef]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.