Gedung Putih dikabarkan berupaya menghindari larangan hukum terkait penargetan pemimpin asing dengan menggolongkan Maduro sebagai “pemimpin geng narkotika.”
Sementara dalam rencana ketiga, AS akan mengirim pasukan kontraterorisme untuk menguasai bandara, ladang minyak, serta titik-titik strategis yang menjadi sumber ekonomi utama Venezuela.
Baca Juga:
Tiga Kapal Perusak AS Bersenjata Tomahawk Dekati Venezuela, Maduro Balas Kerahkan Milisi
AS juga telah mengumumkan hadiah sebesar USD50 juta bagi siapa pun yang dapat memberikan informasi yang mengarah pada penangkapan atau hukuman Maduro.
Menurut beberapa laporan media pekan lalu, Washington telah mengidentifikasi sejumlah target potensial di dalam wilayah Venezuela yang diduga terkait dengan jaringan penyelundupan narkoba, sekaligus menyiapkan kekuatan militer besar berupa 10.000 personel dan delapan kapal perang Angkatan Laut di sekitar perairan Karibia.
Venezuela mengecam keras peningkatan kekuatan militer AS itu dan menyebutnya sebagai bentuk pelanggaran kedaulatan sekaligus upaya kudeta terselubung.
Baca Juga:
Petir Abadi dari Venezuela: Spektakuler, Langka, Tapi Terancam Hilang
Pemerintah Venezuela kini disebut tengah mencari dukungan dari sekutu lamanya seperti Rusia, China, dan Iran. Moskow bahkan menegaskan kembali komitmennya untuk mendukung Caracas dalam mempertahankan kedaulatan negara tersebut.
Pengamat hubungan internasional dari Universidad Central de Venezuela, Rafael Dominguez, menilai rencana AS itu bisa memicu eskalasi militer besar di kawasan.
“Jika AS benar-benar melancarkan operasi militer, kawasan Amerika Latin akan kembali menjadi medan proxy war baru antara kekuatan besar,” ujarnya.