WahanaNews.co | Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Anthony Blinken mengungkapkan, blokade ekspor gandum Ukraina yang dilakukan Rusia turut berkontribusi dalam krisis di Sri Lanka.
Ia khawatir tindakan Moskow dapat memicu krisis di negara-negara lain.
Baca Juga:
Superapp China Bikin Hidup Lebih Mudah, Bisakah AS Mengejar?
"Kami melihat dampak agresi Rusia ini terjadi di mana-mana. Ini mungkin berkontribusi pada situasi di Sri Lanka; kami khawatir tentang implikasinya di seluruh dunia," kata Blinken kepada awak media di Bangkok, Thailand, Minggu (10/7/2022), dikutip laman TRT World.
Pada kesempatan itu, Blinken kembali menyerukan agar Rusia membiarkan 20 juta ton gandum Ukraina diekspor. “Apa yang kita lihat di seluruh dunia adalah meningkatnya kerawanan pangan yang telah diperburuk secara signifikan oleh agresi Rusia terhadap Ukraina,” ucapnya.
Dia mengungkapkan, melambungnya harga pupuk di Thailand juga merupakan dampak dari blokade yang dilakukan Rusia terhadap komoditas Ukraina.
Baca Juga:
Donald Trump Langsung Tancap Gas, Ini Dia Perintah Eksekutif Pertama di Hari Pelantikannya
“Itu signifikan, terutama di negara pertanian yang dinamis seperti Thailand. Karena tanpa pupuk, kami tahu itu berarti hasil panen tahun depan akan turun, harga berpotensi naik," kata Blinken.
Terkait situasi di Sri Lanka, presiden negara tersebut, yakni Gotabaya Rajapaksa, sudah diumumkan akan mundur dari jabatannya pada 13 Juli mendatang. Kabar itu dipublikasikan setelah ribuan warga di sana menyerbu dan menggeruduk kediaman resmi Gotabaya pada Sabtu (9/7/2022).
“Keputusan untuk mundur pada 13 Juli diambil untuk memastikan penyerahan kekuasaan secara damai. Oleh karena itu, saya meminta masyarakat menghormati hukum dan menjaga perdamaian,” kata Ketua Parlemen Sri Lanka Mahinda Yapa Abeywardana, seperti dikutip Reuters.