WahanaNews.co | Pengawas
nuklir PBB, Badan Energi Atom Internasional (IAEA) pada Senin (31/5) melaporkan
persediaan uranium yang diperkaya Iran mencapai 3.241 kilogram atau 7.145 pon.
Itu sekitar 16 kali lipat dari batas yang ditetapkan dalam kesepakatan 2015.
Baca Juga:
Iran Mulai Perkaya Uranium Hingga 20 Persen
Laporan yang dikeluarkan oleh IAEA itu merupakan yang paling
substantif sejak Iran menangguhkan beberapa inspeksi nuklir pada Februari.
Direktur Jenderal IAEA Rafael Grossi seperti dikutip dari
AFP, Selasa (1/6) mengatakan temuan itu meningkatkan kekhawatiran terutama
terkait diskusi teknis nuklir antara lembaganya dengan Iran. Pasalnya, Iran
sampai dengan saat ini belum mengklarifikasi pertanyaan soal soal aktivitas
pengembangan nuklir mereka.
Iran dan kekuatan dunia sekarang ini terlibat dalam
pembicaraan di Wina untuk menyelamatkan kesepakatan nuklir 2015.
Baca Juga:
Rusia Siapkan Rencana Stop Ekspor Uranium ke AS
Pembicaraan itu pada 2018 lalu sempat ditinggalkan oleh
mantan presiden AS Donald Trump.
Namun, di era Joe Biden, AS telah mengisyaratkan
kesediaannya untuk menghidupkan kembali rencana tersebut. Agar pembicaraan bisa
dilakukan lagi, Teheran harus berkomitmen kembali untuk mematuhi kewajiban
nuklir yang secara bertahap ditarik sejak 2019. [qnt]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.