WahanaNews.co | Juru bicara Kementerian
Luar Negeri Iran, Saeed Khatibzadeh, Rabu (7/7/2021) mengatakan, keputusan Iran
untuk memproduksi logam uranium yang diperkaya dengan kemurnian 20% semata-mata
untuk kebaikan dan untuk digunakan di Reaktor Penelitian Taheran (Tehran Research Reactor).
Taheran juga akan membalikkan langkah
nuklirnya segera setelah sanksi Amerika Serikat dicabut.
Baca Juga:
China Ancam Serbu Taiwan, Dampaknya Bisa Lebih Dahsyat dari Perang di Ukraina
"Bertentangan dengan klaim Amerika Serikat
dan kekuatan Eropa. Tindakan ini semata-mata untuk tujuan damai dan digunakan
di Reaktor Penelitian Taheran," kata Khatibzadeh, seperti dikutip dari media
pemerintah Iran.
Pengawas nuklir PBB (IAEA) mengatakan, Iran telah memulai proses produksi logam uranium
yang diperkaya, dan sebelumnya Taheran mengatakan telah memberi tahu Agensi (IAEA) tentang keputusan tersebut.
Pengayaan logam uranium Iran mendapat
kritik dari Amerika Serikat, dan tiga kekuatan Eropa (Inggris, Prancis, dan
Jerman) yang telah melakukan pembicaraan
dengan Taheran sejak awal April lalu untuk menghidupkan kembali kesepakatan
2015.
Baca Juga:
Nuklir Hipersonik Baru Korea Utara 5 Kali Kecepatan Suara, Bisa Hantam Pangkalan AS Dalam Hitungan Menit
Sepenuhnya Iran menerima pembatasan
program nuklirnya, asal Amerika Serikat mencabut Sanksi yang diberikan kepada
Iran.
"Langkah ini tidak bertentangan
dengan kewajiban non-proliferasi dan pengamanan Iran berdasarkan kesepakatan
2015, dan Teheran siap untuk membalikkan langkahnya ketika sanksi
dicabut," kata Khatibzadeh.
Para pejabat AS dan Eropa menjelaskan
pada hari Selasa bahwa keputusan Iran akan memperumit, dan berpotensi torpedo,
pembicaraan tidak langsung AS-Iran yang bertujuan untuk membawa kembali Teheran
dan Washington ke dalam kepatuhan penuh terhadap pakta tersebut.