WahanaNews.co |
Badan Kerja Sama Parlemen (BKSP) DPD RI menggelar pertemuan dengan Dubes Arab
Saudi untuk Indonesia, Syekh Essam bin Abed Al-Thaqafi.
Pertemuan ini diselenggarakan
karena Arab Saudi merupakan mitra penting Indonesia.
Baca Juga:
ReJO Pro Gibran Ucapkan Selamat atas Terpilihnya Sultan Nadjamuddin jadi Ketua DPD RI
Kedua negara ini memiliki
hubungan baik dan sudah berjalan dalam jangka waktu yang sangat lama.
"Arab Saudi adalah mitra
penting dan punya kedekatan khusus dengan masyarakat Indonesia. Karena itu DPD
RI berharap itu bisa menjadi modal untuk kerja sama yang lebih luas," ucap
Ketua BKSP, Gusti Farid Hasan Aman, saat bertemu Syekh Essam bin Abed
Al-Thaqafi, di Jakarta, Kamis (17/6/2021).
Sementara itu, Syekh Essam
yang hadir dalam pertemuan tersebut juga ikut memaparkan hubungan kedua negara
semakin baik, khususnya usai kunjungan kedua kepala negara.
Baca Juga:
Wapres Bertemu Dubes Arab Saudi Bahas Kerja Sama Sektor Pendidikan
"Arab Saudi juga ikut
berinvestasi dalam pembangunan ibu kota negara (IKN)," tutur Syekh Essam.
Menurut Syekh Essam, kerjasama
ekonomi dan perdagangan juga semakin intensif, dilengkapi dengan rencana untuk
menghelat expo perdagangan kedua
negara.
"Dalam perjanjian sosial
budaya, kedua negara juga terus mengembangkan hubungan people to people yang
berbasis pada semangat perdamaian, toleransi, dan kemanusiaan," paparnya.
Permohonan Ikut Haji dan Umrah
Para anggota BKSP DPD
memanfaatkan kesempatan rapat kerja ini untuk menanyakan beberapa hal seputar
ibadah haji.
Hal ini didasari atas alasan
Arab Saudi belum membuka haji bagi jemaah dari berbagai negara, termasuk
Indonesia.
Para senator mengajukan
permohonan untuk menciptakan solusi dan jalan tengah, mengingat banyak sekali
rakyat Indonesia yang ingin berhaji dan umrah.
Misalnya, memberlakukan screening dan tindakan pencegahan
melalui swab test.
Tak hanya itu, kedua belah
pihak juga perlu memiliki pemahaman yang sama tentang vaksin.
Anggota DPD Provinsi Banten,
Ali Ridho, mengatakan, jemaah haji Indonesia telah dua kali tidak bisa
berangkat disebabkan oleh pandemi yang belum usai.
Hal ini mengakibatkan antrean
jemaah haji yang semakin panjang dan lama, bahkan beberapa daerah harus
menunggu lebih dari 40 tahun.
"DPD RI berupaya
mengakomodasi aspirasi masyarakat dan menyampaikan secara langsung pada Yang
Mulia Dubes Arab Saudi. Harapannya ada solusi yang baik bagi kedua belah
pihak," terang Ali.
Menanggapi hal tersebut,
Syekh Essam mengatakan, pihaknya memahami keinginan masyarakat Indonesia.
Selanjutnya, persoalan ini
akan menjadi masukan dan pertimbangan pemerintah Arab Saudi ke depan.
Kerjasama Industri Syariah
Dalam hal industri syariah,
Indonesia dan Arab Saudi juga sepakat untuk menjalin kerjasama yang lebih
intensif.
Pasalnya, potensi bisnis
syariah dalam berbagai sektor usaha dinilai sangat besar.
Untuk Indonesia sendiri,
industri syariah telah berkembang sebesar 20 persen year on year pada 2020.
Besarnya peluang dalam
industri syariah bagi kedua negara mencakup industri keuangan, pariwisata,
serta makanan dan minuman.
Kedua negara setuju untuk
membicarakan hal ini lebih lanjut supaya penggalian potensi dan penetapan
standar dapat dilakukan dengan baik.
Pembahasan terakhir jatuh
pada sektor pendidikan.
Pihak Arab Saudi menyatakan
keterbukaan negaranya terhadap kerjasama dalam pendidikan keagamaan dan juga
pendidikan umum.
Mulai dari kedokteran,
arsitektur, dan yang lainnya.
Perbincangan ini diikuti oleh
diskusi tentang peluang beasiswa yang terbuka lebar di Arab Saudi.
Para senator DPD melihat
kesempatan ini sebagai peluang yang baik untuk memberdayakan pemuda Indonesia
supaya dapat menimba ilmu di sana. [qnt]