WahanaNews.co | Perusahaan nuklir milik pemerintah Ukraina, Energoatom, memperingatkan tanda bahaya zat radioaktif di udara.
Zat radioaktif ini disinyalir bisa bocor dari Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Chernobyl yang padam akibat sambungan listrik terputus sejak dikuasai Rusia.
Baca Juga:
Genjot Energi Nuklir, Presiden Prancis Janji Perancis Tidak Gunakan Energi Fosil
Selagi listrik padam, bahan bakar nuklir tak bisa didinginkan, sementara sejumlah bahan itu tak bisa dibiarkan terus panas.
Menurut Energoatom, ada sekitar 20.000 rakitan bahan bakar bekas di Chernobyl yang tidak bisa tetap dingin di tengah pemadaman listrik.
"(Pemanasan itu) menyebabkan pelepasan zat radioaktif ke lingkungan sekitar. Angin bisa membawa awan radioaktif ke wilayah lain di Ukraina, Belarus, Rusia dan Eropa," kata Energoatom dalam pernyataan resmi dikutip Reuters, Rabu (9/3).
Baca Juga:
Otoritas Ukraina Tuduh Militer Rusia Curi Zat Mematikan dari Chernobyl
Tanpa listrik, sistem ventilasi di pabrik juga tidak akan berfungsi. Sehingga bisa membuat staf terpapar radiasi dengan dosis yang berbahaya, lanjutnya.
Apalagi pertempuran yang terus berlanjut, semakin sulit membuat saluran listrik PLT Nuklir itu segera diperbaiki.
Di hari sebelumnya, Selasa (8/3), pengawas nuklir PBB memperingatkan sistem pemantauan bahan nuklir di fasilitas limbah radioaktif, Chernobyl, berhenti mentransmisikan data.
Reaktor nuklir Chernobyl, menjadi lokasi yang pernah tercatat sebagai kecelakaan nuklir terburuk di dunia pada 1986.
Dampak radiasi ledakan itu terasa hingga sebagian besar wilayah di Eropa. [rin]