Dengan demikian, mereka tak bisa mengakses dana apa pun di Washington.
Uang milik bank sentral Afghanistan meliputi aset mata uang, obligasi, dan emas.
Baca Juga:
Ekonomi Luluh Lantak, Kian Banyak Perempuan Afghanistan Kehilangan Pekerjaan
Sebagian besar berasal dari dana valuta asing yang terakumulasi selama 20 tahun terakhir.
Mantan pejabat tinggi di Kementerian Keuangan Afghanistan, Alex Zarden, mengatakan bahwa cadangan aset itu merupakan dana darurat saat pendapatan negara menurun dan terganggu.
Setelah Taliban mengendalikan Afghanistan, mereka menuntut pencairan dana yang disimpan di New York.
Baca Juga:
AS Rilis Tayangan Aksi Drone yang Tewaskan 10 Warga Afghanistan
Namun, sanksi dari AS membuat mereka tak punya wewenang melakukan transaksi tersebut.
Selain karena sanksi dari AS, Taliban tak bisa mengakses dana karena kerabat korban 9/11 menuntut kelompok tersebut dan Al Qaeda bertanggung jawab atas tragedi itu.
Pada September lalu, 150 kerabat korban 9/11 membujuk hakim mengirim Marsekal Amerika Serikat dengan surat perintah eksekusi menyita cadangan aset itu.