Keluhan umum muncul karena perusahaan China kerap membawa tenaga kerjanya sendiri alih-alih mempekerjakan warga lokal, dan analis ekonomi Nurgul Akimova mengatakan bahwa "ada persepsi luas bahwa dalam proyek-proyek konstruksi besar—mulai dari staf teknik hingga buruh—mereka membawa orang-orang dari China" sehingga muncul kesan pekerja asing mengambil lapangan kerja setempat.
Akimova memperingatkan bahwa jika pengangguran tetap tinggi dan tenaga kerja murah dari China terus mengisi pasar maka "ketidakpuasan sosial akan meningkat," sementara pengacara Nurbek Toktakunov menyoroti kurangnya transparansi pemerintah terkait kerja sama dengan China yang memperbesar ruang tumbuhnya xenofobia.
Baca Juga:
LRT Bandung Raya Dipercepat, Menhub Pastikan Dukungan Penuh untuk Koridor Utama
Toktakunov mengatakan, "Sangat sedikit informasi tentang China—kerja sama seperti apa yang kita miliki, proyek apa yang sedang berjalan," dan menegaskan bahwa minimnya informasi serta pembungkaman suara publik hanya akan memperburuk ketegangan.
Selain faktor ekonomi, kemarahan publik juga dipengaruhi isu perlakuan China terhadap warga Uyghur dan minoritas Muslim lainnya termasuk etnis Kazakh, Kyrgyz, Tajik, dan Uzbek di Xinjiang, dengan lebih dari 1 juta orang diyakini menghilang ke dalam jaringan kamp penahanan massal China dalam beberapa tahun terakhir sementara banyak pemerintah Asia Tengah memilih diam.
Insiden pada Jumat (15/11/2025) bukan kali pertama karena bentrokan pekerja China dan warga lokal juga dilaporkan dalam beberapa tahun terakhir termasuk pada 2019 ketika puluhan pekerja China dilarikan ke rumah sakit usai bentrok dengan warga yang memprotes tambang emas milik investor China.
Baca Juga:
MARTABAT Prabowo-Gibran: OIKN Lanjutkan Proyek IKN, Pembangunan Tuntas 2028
Bentrokan pekerja China juga tercatat terjadi di negara Asia Tengah lain seperti Kazakhstan yang turut pernah menjadi lokasi protes anti-China.
[Redaktur: Rinrin Khaltarina]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.