WahanaNews.co, Jakarta - Sejumlah video ramai beredar di media sosial yang menampilkan tentara-tentara Israel menyiksa para pekerja dari Palestina.
Diberitakan Middle East Eye, saluran Telegram sayap kanan Israel, Without Limits, pada Selasa (31/10) mengunggah beberapa video penyiksaan terhadap pekerja Palestina.
Baca Juga:
Presiden Prabowo Usulkan Two-State Solution untuk Akhiri Konflik Gaza dalam Pertemuan dengan AS
Dalam salah satu video, beberapa pria Palestina tampak ditutup matanya dan diikat tangannya dengan kabel. Mereka kemudian diserang oleh pasukan bersenjata lengkap.
Tentara Israel dengan biadab menyeret orang-orang Palestina tersebut di tanah. Salah satu prajurit juga terlihat menginjak kepala seorang tahanan.
Orang-orang Palestina tersebut terdengar menjerit sambil terbaring di lantai. Beberapa dari mereka bahkan juga ditelanjangi.
Baca Juga:
Pelanggaran Hukum Internasional, PBB: 70 Persen Korban di Gaza Adalah Perempuan dan Anak-anak
Aksi keji ini ditertawakan oleh rekan-rekan militer Negeri Zionis di belakang kamera.
Klip ini mendapat hampir 2.000 reaksi emoji tertawa, ratusan emoji perayaan, serta reaksi senang.
"Bakar teroris di neraka, Anda pantas mendapatkannya. Semoga para prajurit menyiksa mereka dengan baik," bunyi salah satu komentar yang paling banyak disukai.
"Sangat baik untuk tidak membunuh mereka sehingga mereka akan hidup dan menderita. Setiap napas yang mereka hirup akan membuat mereka semakin menderita," tulis pengguna lain.
Salah satu komentar ada yang mengungkapkan keprihatinan atas tindak kekerasan yang dipublikasikan semacam itu.
"Tolong hapus. Tidak baik bagi dunia untuk melihat kita melakukan ini," kata pengguna tersebut.
Video lain turut menunjukkan seorang pria yang ditutup matanya dan diborgol, berlutut di samping mobil. Seorang tentara Israel kemudian mengatakan dalam bahasa Arab "Selamat pagi, jalang!" sebelum menendang dan meludahi pria tersebut.
Klip itu juga dikomentari ratusan orang dan mendapat reaksi perayaan atas kekerasan yang dilakukan terhadap warga Palestina.
Video berikutnya menunjukkan seorang prajurit Israel mempermalukan seorang pria Palestina yang ditutup matanya dengan memainkan musik dan memaksanya menari bersama.
Kepada Middle East Eye, militer Tel Aviv menyatakan bahwa perilaku tentara dalam video yang beredar "menyedihkan dan tidak mematuhi aturan."
"Perilaku pasukan yang muncul dari rekaman itu menyedihkan dan tidak mematuhi aturan tentara. Kami akan memeriksa insiden tersebut," demikian bunyi keterangan pasukan Negeri Zionis.
Kelompok hak asasi manusia yang berbasis di Jenewa, Euro-Med Human Rights Monitor, menyebut video kekerasan dan pelecehan itu terjadi di kota Yatta, Provinsi Hebron, Tepi Barat selaku wilayah Palestina yang diduduki Israel.
Middle East Eye tidak dapat secara independen memverifikasi orang-orang dalam video maupun kapan peristiwa itu terjadi.
Sumber-sumber lokal mengatakan kepada MEE bahwa orang-orang dalam video tersebut adalah pekerja Palestina yang baru-baru ini ditahan secara sewenang-wenang oleh otoritas Israel. Tidak jelas apakah mereka berasal dari Gaza atau Tepi Barat.
Setelah perang milisi Hamas Palestina dan Israel pecah 7 Oktober, Israel sendiri mencabut izin kerja semua penduduk Gaza.
Total sekitar 18.500 warga Gaza mengantongi izin bekerja yang dirilis otoritas Israel. Meski begitu, tidak diketahui berapa banyak yang berada di Israel ketika izin itu dicabut menyusul perang.
Penyeberangan Erez antara Israel dan Gaza, sementara itu, telah ditutup tak lama usai perang meletus. Para pekerja Palestina banyak yang terjebak dan tidak bisa kembali ke rumah.
Menurut enam organisasi HAM, Israel telah menahan banyak pekerja Gaza dan menempatkan mereka di fasilitas penahanan yang "bertentangan dengan keinginan mereka, tanpa otoritas hukum, dan tanpa dasar hukum."
Kelompok-kelompok itu mengatakan pekan lalu seorang pekerja dari Gaza bersaksi bahwa ia ditahan dalam "tempat seperti kandang" tanpa mendapat makanan, air, obat-obatan, maupun toilet, sebelum dipindahkan ke perkemahan yang juga mirip "kandang ternak".
"Pada titik tertentu, seorang petugas mengatakan kepada para tahanan bahwa mereka ditahan karena ada orang-orang Israel yang disandera di Gaza, dan bahwa selama sandera itu berada di Gaza, tidak ada prospek pembebasan bagi para pekerja," tulis kelompok hak asasi manusia.
Mereka juga menuturkan bahwa Israel tidak memberikan informasi tentang orang-orang yang ditahan atau apa yang dituduhkan kepada mereka. Sikap ini pun menunjukkan bahwa Israel telah melanggar hukum berdasarkan Konvensi Jenewa Keempat.
Kementerian Tenaga Kerja Otoritas Palestina memperkirakan sekitar 4.500 pekerja Palestina dari Gaza menghilang hingga kini. Beberapa lainnya disebut dibawa secara paksa ke Tepi Barat.
[Redaktur: Sandy]