WahanaNews.co, Charleston - Seperti umumnya anak kecil, Mikaila Ulmer memiliki rasa ingin tahu yang besar. Ketika dia melihat hewan berukuran kecil yang terbang dengan suara berdengung, yang tampaknya menarik perhatiannya, anak berusia empat tahun ini dengan antusias memegangnya.
Namun, nasib buruk menimpanya saat dia tersengat dan tangannya bengkak. Tangisan kesakitan tak terhindarkan.
Baca Juga:
Netizen Sebut Mahfud MD Tak Bisa Bedakan Lebah Madu dan Tawon
Beberapa hari kemudian, hewan yang sama lagi-lagi menyengatnya. Tangisannya kembali terdengar, dan rasa sakit merasuki dirinya untuk kedua kalinya. Akibatnya, dia menjadi sangat takut terhadap hewan tersebut dan menaruh perasaan benci.
Namun, seiring berjalannya waktu, Mikaila tumbuh dewasa. Pada usia sepuluh tahun, dia mulai merasa penasaran dengan hewan yang pernah menyakitinya tersebut.
Dia terobsesi dengan pertanyaan-pertanyaan seperti: Mengapa tawon bisa menyakiti tangannya? Mengapa rasa sakit dari sengatan tawon begitu hebat? Mengapa tawon membangun sarang madu?
Baca Juga:
Dua Terduga Perampas Ponsel Remaja Penjual Madu Dicokot Polisi, Satu Dihadiahi Timah Panas
Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan ini, Mikaila mulai mencari tahu dari orang tua, guru-gurunya, mengambil pengetahuan dari buku, dan mengandalkan pencarian di mesin pencari Google.
Melalui proses ini, dia mulai memahami jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tersebut. Hasilnya, perasaan benci terhadap tawon perlahan-lahan berubah menjadi rasa cinta.
"Saya menjadi terpesona dan mempelajari semua tentang apa yang mereka lakukan untuk saya dan ekosistem kita," kata Mikaila dalam laman resminya.