WahanaNews.co | Menteri-menteri luar negeri yang mewakili negara-negara industri
maju G7, Selasa (4/5/2021), sibuk mengikuti berbagai pertemuan di London, Inggris, untuk membahas serangkaian masalah dunia, termasuk di antaranya
hubungan dengan China dan Rusia, kudeta di Myanmar, konflik Suriah, dan situasi
di Afghanistan.
Kementerian Luar Negeri Inggris
menyatakan, dalam pertemuan hari Selasa, Menteri Luar Negeri, Dominic Raab, "akan memimpin diskusi mengenai
isu-isu geopolitik mendesak, yang mengancam akan melemahkan demokrasi,
kebebasan dan hak asasi manusia."
Baca Juga:
Hubungan Politik dan Ekonomi Indonesia-China
Raab mengatakan, pembicaraan itu merupakan "kesempatan untuk menyatukan masyarakat
yang demokratis dan terbuka serta untuk menunjukkan persatuan pada waktu yang
sangat diperlukan dalam menangani tantangan bersama dan ancaman yang meningkat."
Ia diperkirakan akan mendesak para
anggota G7 untuk menetapkan sanksi terhadap individu dan entitas yang terkait
dengan junta militer Myanmar, mendukung embargo senjata dan meningkatkan
bantuan kemanusiaan kepada rakyat Myanmar.
Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken, bertemu dengan Raab hari Senin (3/5/2021), dan mengatakan terkait dengan China,
sasarannya bukan hanya "berusaha membendung atau membatasi China."
Baca Juga:
CIA Datangi Prabowo di AS, Ada Apa di Balik Pertemuan Misterius dengan Presiden Indonesia?
"Yang sedang kami coba lakukan adalah
menegakkan tatanan berbasis peraturan internasional yang telah begitu banyak
ditanamkan oleh negara-negara kami selama beberapa dekade, bukan hanya
kepentingan rakyat kami sendiri, tetapi rakyat di seluruh dunia termasuk
China," kata Blinken kepada wartawan.
Raab mengatakan, AS dan Inggris juga mencari cara-cara konstruktif untuk bekerja
sama dengan China "dengan cara yang masuk akal dan positif" mengenai berbagai hal,
termasuk perubahan iklim apabila memungkinkan.
Presiden AS, Joe Biden, telah mengidentifikasi kompetisi dengan China sebagai tantangan
kebijakan luar negeri terbesar bagi pemerintahannya.
Dalam pidato pertamanya di Kongres, pekan lalu, ia berjanji akan mempertahankan keberadaan militer AS
yang kuat di kawasan Indo-Pasifik, dan meningkatkan perkembangan
teknologi AS. [qnt]