Dia mengatakan pasukan tersebut memaksa sekitar 400 orang dari rumah-rumah terdekat masuk ke rumah sakit dan memanfaatkan mereka dan sekitar 100 pasien lainnya dan staf sebagai perisai manusia.
Kyrylenko mengatakan gempuran telah menghancurkan gedung utama rumah sakit, tapi staf medis merawat pasien di bangsal tenda di basement.
Baca Juga:
Rusia Angkut Baja dari Kota Mariupol, Ukraina: Penjarahan!
Aljazeera tidak bisa memverifikasi klaim ini.
Dokter dari rumah sakit lainnya di Mariupol membuat sebuah video menyampaikan pada dunia tentang kengerian yang mereka saksikan.
"Kami tidak ingin jadi pahlawan dan martir setelah meninggal," kata seorang perempuan.
Baca Juga:
Si Tajir Pemilik Pabrik Baja Mariupol Tuntut Rusia Rp 292 T
Dia juga mengatakan tidak cukup menyebut kondisi orang hanya dengan "terluka".
"Tangan dan kakinya terkoyak, matanya tercungkil, tubuh tercabik-cabik, bagian dalamnya rontok," ujarnya.
Komite Internasional Palang Merah menyampaikan pada Selasa, situasi di Mariupol "masih mengerikan" dan pihaknya belum bisa mengirimkan bantuan ke kota itu.