Kekhawatiran tentang solvabilitas Sinic Holdings dan Fantasia Holdings muncul karena Evergrande Group sedangkan berjuang untuk membayar bunga dalam beberapa pekan terakhir.
Perusahaan properti pesaing di Hong Kong, Hopson Development, bahkan berniat membeli 51% saham di Evergrande Real Estate seharga USD5 miliar, menurut laporan media China.
Baca Juga:
Hubungan Politik dan Ekonomi Indonesia-China
Pada Senin (4/10/2021), saham Evergrande ditangguhkan menjelang "pengumuman yang berisi informasi dalam tentang transaksi besar". Perusahaan tersebut dilaporkan akan menjual sebagian besar saham di salah satu bisnisnya.
Evergrande, telah berjuang untuk memenuhi pembayaran bunga utang dalam beberapa pekan terakhir. Krisis utang Evergrande baru-baru ini menandai bahwa sektor properti di China sekarang menghadapi pengawasan ketat.
Kekhawatiran juga bermunculan tentang masalah utang Evergrande yang menyebar melalui ekonomi China dan berdampak pada pasar keuangan global. Krisis utang Evergrande menunjukkan tanda-tanda meningkatnya tekanan di pasar properti Cina.
Baca Juga:
CIA Datangi Prabowo di AS, Ada Apa di Balik Pertemuan Misterius dengan Presiden Indonesia?
Banyak pengembang di China telah berjuang untuk mengumpulkan uang. Misalnya, R&F Properties yang berbasis di Guangzhou, menurut China Daily, mereka bulan lalu mengumpulkan USD2,5 miliar dengan meminjam uang dari pemegang saham utama dan menjual anak perusahaan. [qnt]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.