Secara terpisah, Departemen Kehakiman Kanada merilis pernyataan yang mengonfirmasi bahwa Meng sekarang 'bebas untuk meninggalkan Kanada'.
Meng dilaporkan langsung terbang ke Shenzhen dan kembali ke China untuk pertama kalinya sejak dia ditangkap di bandara Vancouver pada 1 Desember 2018 lalu.
Baca Juga:
Donald Trump Mulai Umumkan Nominasi Anggota Kabinet, Ini Daftarnya
Kasus yang menjerat Meng ini telah memicu ketegangan dalam hubungan diplomatik antara China, AS dan Kanada.
Penahanan Meng yang dilakukan otoritas Kanada atas nama pemerintah AS ini berkaitan dengan dugaan penipuan terhadap bank HSBC dan penipuan wire, di mana dia dituduh menyembunyikan pelanggaran terhadap sanksi-sanksi AS pada Iran yang dilakukan Skycom, anak perusahaan Huawei.
Jaksa-jaksa AS dalam dakwaannya menyebut Huawei mengalihkan pembayaran terkait Skycom melalui sistem perbankan AS, yang mengarah pada pelanggaran sanksi, dan menyebut Meng merupakan anggota dewan direksi Skycom.
Baca Juga:
Prabowo Dukung Solusi Dua Negara untuk Selesaikan Konflik Palestina
Namun pada Jumat (24/9/2021) waktu setempat, jaksa AS berhasil membuat Meng menyepakati pernyataan fakta dalam kasus ini. Sebagai imbalannya, jaksa AS sepakat menangguhkan dakwaan terhadap Meng hingga 1 Desember 2022, dan akhirnya menggugurkannya jika Meng tetap mematuhi kesepakatan tersebut.
Dengan penyelesaian dan pembebasan Meng dalam kasusnya dengan AS, otoritas Kanada kini berharap agar dua warganya yang ditahan China atas dakwaan spionase segera dibebaskan.
Pengusaha Michael Spavor dan mantan diplomat Michael Kovrig ditahan otoritas China beberapa hari setelah Meng ditangkap di Kanada, dalam upaya yang disebut para pengkritik China sebagai 'diplomasi penyanderaan'. [rin]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.