Ryabkov mengatakan, Rusia akan dipaksa untuk bertindak jika Barat menolak untuk bergabung dengannya dalam moratorium kekuatan nuklir jarak menengah (INF) di Eropa.
INF merupakan bagian dari paket jaminan keamanan yang tengah diupayakan untuk meredakan krisis di Ukraina.
Baca Juga:
Lithuania Bikin Rusia Emosi, Perang Dunia Kian Dekat
Ryabkov mengatakan kepada kantor berita Rusia, RIA, kurangnya kemajuan menuju solusi politik dan diplomatik akan membuat Rusia menanggapi dengan cara militer, dengan teknologi militer.
“Artinya, ini akan menjadi konfrontasi, ini akan menjadi putaran berikutnya,” katanya, seperti dikutip Reuters, Selasa (14/12/2021).
Senjata nuklir jarak menengah yang memiliki jangkauan 500 hingga 5.500 km (310 hingga 3.400 mil) dilarang di Eropa berdasarkan perjanjian 1987 antara pemimpin Soviet saat itu, Mikhail Gorbachev, dan Presiden AS, Ronald Reagan.
Baca Juga:
PBB Desak Rusia Akhiri Perang di Ukraina
Kebijakan tersebut telah dipuji sebagai pelonggaran besar atas ketegangan Perang Dingin.
Pada tahun 1991, kedua belah pihak telah menghancurkan hampir 2.700 senjata nuklir mereka.
Namun, Washington menarik diri dari pakta tersebut pada 2019 setelah mengeluh selama bertahun-tahun atas dugaan pelanggaran seputar pengembangan rudal jelajah yang diluncurkan Rusia.