WahanaNews.co | Penghitungan AFP per hari Jumat (21/6) kemarin, berdasarkan pernyataan resmi dan laporan diplomat yang terlibat dalam respons kematian, menyebutkan jumlah korban jiwa calon haji mencapai 1.126 orang, dan lebih dari separuhnya berasal dari Mesir.
Sebanyak lebih dari 1.100 orang, kematian jemaah haji tersebut akibat cuaca super panas tahun ini di Arab Saudi dan merupakan yang tertinggi dalam sejarah.
Baca Juga:
IPHI Minta KPK Serius Usut Dugaan Korupsi Kuota Haji Khusus
Di tengah tingginya angka kematian ini, seorang pejabat senior Arab Saudi membela pengelolaan ibadah haji yang disebutnya telah dilakukan secara maksimal.
"Negara tidak gagal. Ada kesalahan penilaian di pihak masyarakat yang tidak menyadari risikonya," ucap pejabat tersebut kepada media AFP pada Sabtu (22/6/2024).
Pejabat senior Saudi mengatakan, pemerintah telah mengonfirmasi 577 kematian dalam dua hari tersibuk haji, yakni pada Sabtu, ketika jamaah berkumpul berjam-jam di bawah terik matahari di Gunung Arafat, dan Minggu ketika mereka berpartisipasi dalam ritual melempar batu jumrah di Mina.
"Ini terjadi di tengah kondisi cuaca buruk dan suhu yang sangat ekstrem," kata pejabat tersebut, sembari mengakui bahwa jumlah 577 jamaah haji hanya sebagian dan tidak mencakup seluruh jamaah haji.
Haji adalah salah satu dari lima rukun Islam, dan semua umat Islam yang mampu harus menyelesaikannya setidaknya satu kali sebelum mereka meninggal. Ibadah haji tahun ini resmi berakhir pada Rabu lalu.
Sebelumnya, Riyadh mengatakan bahwa 1,8 juta jamaah haji ikut ambil bagian dari ibadah tahun ini, jumlah yang kurang lebih sama dengan tahun lalu. Dari total tersebut, 1,6 juta di antaranya berasal dari luar negeri.
[Redaktur: Zahara Sitio]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.