WAHANANEWS.co, Jakarta - Kerusuhan besar terjadi di Bangladesh yang berujung pada pengunduran diri Sheikh Hasina dari jabatannya sebagai Perdana Menteri setelah 15 tahun memerintah.
Kerusuhan ini mengakibatkan lebih dari 100 orang tewas, termasuk seorang warga negara Indonesia (WNI).
Baca Juga:
Bebas dari Tuduhan Korupsi, Muhammad Yunus Jadi PM Bangladesh
Dilansir dari AFP, Selasa (6/8/2024), sedikitnya 109 orang tewas pada Senin (5/8/2024) ketika ribuan demonstran yang marah memadati jalan-jalan di ibu kota Bangladesh, Dhaka. Pada hari yang sama, Sheikh Hasina mengundurkan diri dari jabatannya dan melarikan diri ke luar negeri.
Polisi dan dokter di rumah sakit setempat melaporkan 109 kematian dalam sehari, menjadikan Senin (5/8/2024) sebagai hari paling mematikan sejak protes meletus di Bangladesh sejak awal Juli 2024.
Berdasarkan data kepolisian, pejabat pemerintah, dan dokter rumah sakit setempat, total 409 orang telah tewas di Bangladesh sejak unjuk rasa mulai marak pada bulan Juli lalu.
Baca Juga:
PM Kabur, Presiden Bangladesh Bebaskan Pemimpin Oposisi Khaleda Zia
Unjuk rasa yang awalnya memprotes kuota pekerjaan pegawai negeri dari pemerintah telah meluas menjadi kerusuhan terburuk selama 15 tahun pemerintahan Hasina.
Massa yang awalnya menuntut penghapusan kuota pekerjaan pemerintah akhirnya menyerukan agar wanita berusia 76 tahun itu mundur dari jabatannya.
Hasina melarikan diri dari istananya di Dhaka setelah para demonstran mengabaikan jam malam yang diberlakukan oleh militer.
Ribuan demonstran memenuhi jalan-jalan ibu kota Bangladesh.
Setelah Hasina melarikan diri dari Dhaka, ribuan demonstran menerobos masuk dan merusak kantor serta kediaman Perdana Menteri Bangladesh tersebut.
Kerusuhan semakin tak terkendali meski jam malam tanpa batas waktu diberlakukan dan akses internet dibatasi ketat.
Perkantoran ditutup dan lebih dari 3.500 pabrik yang mendukung industri garmen, yang penting secara ekonomi di Bangladesh, juga ditutup akibat demo.
Tentara dan polisi dengan kendaraan lapis baja dikerahkan di berbagai area Dhaka untuk mengendalikan massa.
Mereka membuat barikade dengan kawat berduri di jalan-jalan menuju kantor Perdana Menteri Bangladesh.
Namun, massa dalam jumlah besar tetap memenuhi jalanan dan merobohkan barikade yang dipasang.
Para demonstran dan para pendukung pemerintah juga dilaporkan saling berkelahi di berbagai wilayah, dengan melibatkan tongkat dan pisau. Situasi itu mendorong pasukan keamanan Bangladesh untuk melepaskan tembakan ke arah kerumunan massa.
Para demonstran mahasiswa Bangladesh mendesak agar peraih Nobel Perdamaian, Muhammad Yunus, memimpin pemerintahan interim negara tersebut setelah Hasina dilengserkan dan militer mengambil alih kekuasaan.
"Kami telah memutuskan bahwa pemerintahan interim akan dibentuk di mana peraih Nobel yang terkenal secara internasional, Dr Muhammad Yunus, yang diterima secara luas, akan menjadi penasihat utama," ucap pemimpin utama kelompok demonstran Mahasiswa Melawan Diskriminasi (SAD), Nahid Islam, dalam pesan video pada Selasa (6/8/2024).
Pernyataan itu dirilis setelah Panglima Militer Bangladesh, Jenderal Waker-Uz-Zaman, mengatakan Hasina mundur sebagai PM dan militer akan membentuk pemerintahan interim.
Waker diperkirakan akan bertemu dengan para pemimpin mahasiswa untuk membahas pemerintahan interim.
Yunus, yang seorang ekonom terkemuka dan kini berusia 84 tahun, banyak menuai pujian karena dianggap berhasil mengentaskan jutaan orang dari kemiskinan melalui bank keuangan mikro yang dirintisnya.
Namun, dia juga mendapat permusuhan dari Hasina yang menuduhnya 'mengisap darah' orang-orang miskin.
Yunus saat ini berada di Eropa dan seorang pembantu dekatnya mengatakan pada Senin (5/8/2024) malam bahwa dia belum menerima tawaran apa pun dari militer untuk memimpin pemerintahan interim Bangladesh.
Korban Tewas WNI
Kementerian Luar Negeri Indonesia menyatakan bahwa seorang warga negara Indonesia (WNI) berinisial DU tewas di Jashore, Bangladesh.
Menurut Kemlu, DU meninggal akibat terlalu banyak menghirup asap saat hotel tempatnya menginap terbakar di tengah kerusuhan yang melanda Bangladesh.
"KBRI Dhaka menerima informasi mengenai WNI bernama DU yang meninggal dunia di Jashore, Bangladesh, pada 5 Agustus 2024. DU meninggal akibat menghirup terlalu banyak asap karena hotel tempatnya menginap terbakar di tengah kerusuhan. DU baru tiba di Bangladesh pada 1 Agustus 2024 untuk kunjungan bisnis," ujar Kemlu dalam pernyataan tertulis di situs resminya, Selasa (6/8/2024).
Kemlu telah menghubungi keluarga DU di Indonesia dan akan membantu proses pemulangan jenazah.
"Kemlu telah menghubungi keluarga almarhum di Indonesia untuk menyampaikan belasungkawa dan akan memfasilitasi repatriasi jenazah, bekerja sama dengan perusahaan tempat almarhum bekerja," jelas Kemlu.
Kemlu juga mengingatkan seluruh WNI di Bangladesh untuk meningkatkan kewaspadaan dan menghindari kerumunan massa di sana.
"Mengingat situasi keamanan di Bangladesh, Kemlu dan KBRI Dhaka kembali mengimbau para WNI untuk meningkatkan kewaspadaan, menghindari kerumunan massa dan lokasi demonstrasi, serta mengikuti langkah-langkah kontingensi yang diarahkan oleh KBRI Dhaka," ujar Kemlu.
Kemlu juga meminta WNI untuk menunda perjalanan ke Bangladesh dan menghubungi KBRI Dhaka jika mengalami situasi darurat.
"Bagi WNI yang memiliki rencana perjalanan ke Bangladesh, diimbau untuk menunda perjalanan ke Bangladesh, sampai situasi dan kondisi keamanan membaik. Dalam kondisi darurat, segera laporkan kondisi kepada otoritas keamanan setempat dan hotline KBRI Dhaka. KBRI Dhaka: (+880) 1614444552. Direktorat Pelindungan WNI Kemlu: (+62) 812 9007 0027," tulis Kemlu.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]