"China menunjukkan bahwa mereka dapat mengerahkan kekuatan ekonomi yang luar biasa dengan menjadi strategis. Mereka benar-benar menyerang industri Amerika tepat di tempat yang menyakitkan," kata Justin Wolfers, seorang profesor ekonomi dan kebijakan publik di Universitas Michigan.
Magnet yang terbuat dari logam tanah jarang memungkinkan motor dan generator yang lebih kecil dan lebih efisien kinerjanya. Hal ini digunakan dalam produksi telepon pintar, mesin mobil dan jet, dan mesin MRI.
Baca Juga:
China Tuduh AS Lancarkan Serangan Siber di Tengah Perang Dagang
Produk logam tanah jarang juga menjadi komponen penting dalam produksi senjata di industri pertahanan, mulai dari jet tempur F-35, hingga kapal selam serang bertenaga nuklir. Tentunya, dengan ekspor yang dipersulit oleh China, AS bukan tidak mungkin bisa kehilangan pasokan bahan bakunya.
Di sisi lain, sebenarnya AS telah mencoba mengejar ketertinggalannya dari China dan membangun rantai pasokan logam tanah jarang sendiri. Sebanyak tiga perusahaan industri AS sedang memperluas kapasitas produksi dan mendapatkan bahan baku dari sekutu dan mitra AS.
Upaya tersebut akan memakan waktu bertahun-tahun untuk memenuhi permintaan yang sangat besar dari industri-industri utama AS saat ini.
Baca Juga:
China Tegaskan Siap Hadapi Perang Dagang, Serukan Dialog Setara
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.