WAHANANEWS.CO, Jakarta - China memiliki senjata pamungkas untuk melawan tekanan Amerika Serikat (AS) yang memicu perang dagang. Dominasi Negeri Tirai Bambu atas rantai pasokan logam tanah jarang (rare earth) dinilai sebagai salah satu senjata ampuh untuk menekan AS secara signifikan.
Mineral tersebut sering digunakan sebagai pemberi daya dari segala hal, mulai dari iPhone hingga kendaraan listrik. Rare earths merupakan komponen vital untuk berbagai jenis teknologi canggih yang akan menentukan masa depan.
Baca Juga:
China Tuduh AS Lancarkan Serangan Siber di Tengah Perang Dagang
Presiden China Xi Jinping telah menyadari betapa strategisnya logam tanah jarang untuk industri sejak beberapa tahun lalu saat perang dagang jilid I antara China dan AS berkecamuk di pemerintahan pertama Donald Trump.
Suatu hari pada 2019, Xi Jinping pernah melakukan kunjungan penting ke sebuah pabrik sederhana di Ganzhou. Saat mengunjungi aula pabrik itu, dia memeriksa deretan demi deretan balok logam abu-abu yang nampak biasa saja, sambil menunjukkan kekagumannya di depan pejabat Partai Komunis lainnya.
"Rare earths adalah sumber daya strategis yang vital," sebutnya kala itu penuh kekaguman dikutip dari CNN, Rabu (16/4/2025).
Baca Juga:
China Tegaskan Siap Hadapi Perang Dagang, Serukan Dialog Setara
Serangan Xi Jinping Buat Trump
China kini menggunakan kelebihannya itu untuk menghajar AS yang memantik perang dagang baru-baru ini. Per 4 April 2025, pemerintahan Xi Jinping memberlakukan pembatasan ekspor pada tujuh jenis mineral logam tanah jarang. Ini menjadi bagian dari pembalasan terhadap tarif tinggi yang awalnya dibebankan Trump sebesar 34% atas barang-barang impor China.
Aturan baru tersebut mengharuskan semua perusahaan di China untuk mendapatkan izin untuk mengekspor logam tanah jarang serta produk terkait, seperti magnet.