WahanaNews.co, Jakarta - China berambisi menjadi juru damai untuk mengatasi beragam konflik di dunia seperti perang Rusia-Ukraina, perselisihan di Semenanjung Korea hingga krisis di Afghanistan.
Keinginan itu terungkap dalam laporan atau white paper berjudul ", "A Global Community of Shared Future: China's Proposals and Actions" yang dirilis hari ini, Selasa (26/09/23).
Baca Juga:
Hubungan Politik dan Ekonomi Indonesia-China
"Menghadapi masalah-masalah yang jadi titik panas yang terus meningkat, China berkomitmen untuk memenuhi perannya sebagai negara besar yang bertanggung jawab, mendorong penyelesaian konflik internasional dan regional, seperti Semenanjung Korea, Palestina, masalah nuklir Iran, Suriah, dan Afghanistan," demikian pernyataan dalam laporan yang diterima CNNIndonesia.
Menyoal perang di Ukraina, China secara aktif mempromosikan perundingan perdamaian dan mengemukakan empat prinsip utama dalam Posisi China mengenai Penyelesaian Politik Krisis Ukraina.
Empat poin itu yakni kedaulatan dan integritas wilayah semua negara harus ditegakkan; tujuan dan prinsip Piagam PBB harus dipatuhi; kekhawatiran keamanan yang sah dari semua pihak harus ditanggapi dengan serius; dan semua upaya kondusif bagi penyelesaian krisis secara damai harus didukung.
Baca Juga:
CIA Datangi Prabowo di AS, Ada Apa di Balik Pertemuan Misterius dengan Presiden Indonesia?
China juga merilis seruan bagi komunitas internasional agar bersama-sama menyelesaikan krisis dan mencegah perang nuklir.
Selain itu, China mengirim Perwakilan Khusus Pemerintah China untuk Urusan Eurasia untuk berkomunikasi dengan para pemangku kepentingan mengenai penyelesaian politik krisis Ukraina.
Dalam laporan tersebut, China juga pamer berhasil membuat Arab Saudi dan Iran rujuk setelah tujuh tahun putus hubungan.
"[Ini] memberi contoh baik bagi negara-negara di kawasan untuk menyelesaikan perselisihan dan perbedaan serta mencapai hubungan bertetangga yang baik melalui dialog dan konsultasi, dan mengkatalisasi gelombang rekonsiliasi di Timur Tengah," lanjut laporan tersebut.
China, lanjutnya, secara aktif bekerja sama dengan pihak lain dalam bidang keamanan non-tradisional seperti anti-terorisme, biosekuriti, dan ketahanan pangan.
Mereka telah mengusulkan Inisiatif Kerja Sama Internasional soal Ketahanan Pangan Global dalam kerangka G20, dan mendorong penerapan Strategi Kerja Sama Ketahanan Pangan Negara-negara BRICS.
China juga secara resmi meluncurkan Pusat Kerja Sama Pencegahan dan Mitigasi Bencana Negara-Negara Kepulauan Tiongkok-Pasifik, yang mewakili tindakan kuat lain untuk membantu negara-negara berkembang mengatasi tantangan keamanan non-tradisional dalam konteks Inisiatif Keamanan Global.
[Redaktur: Sandy]