WahanaNews.co, Beijing - China segera menerbitkan regulasi baru yang membatasi pengeluaran uang dan waktu bermain video game online.
Tujuan dari peraturan ini adalah untuk membatasi pembelian dalam game dan mencegah perilaku kecanduan bermain game.
Baca Juga:
Hubungan Politik dan Ekonomi Indonesia-China
Rancangan undang-undang (RUU) ini dipercaya dapat memberikan dampak signifikan pada industri game online terbesar di dunia.
Saat ini, industri tersebut sedang dalam tahap pemulihan setelah menghadapi tindakan keras sebelumnya.
Berita ini juga menyebabkan penurunan saham-saham perusahaan teknologi terkemuka di China, menghapus puluhan miliar dolar dari nilai perusahaan-perusahaan tersebut.
Baca Juga:
CIA Datangi Prabowo di AS, Ada Apa di Balik Pertemuan Misterius dengan Presiden Indonesia?
Rencana pembatasan ini juga mengonfirmasi larangan China terhadap konten game online yang dianggap membahayakan persatuan nasional, mengancam keamanan nasional, atau merugikan reputasi dan kepentingan nasional.
Pada tahun 2021, Beijing pertama kali mengambil sikap keras terhadap sektor ini, dengan membatasi waktu bermain bagi para gamer online di bawah usia 18 tahun selama satu jam pada Jumat, akhir pekan, dan hari libur.
Namun, pembatasan terbaru ini diharapkan akan lebih ketat.
Administrasi Pers dan Publikasi Nasional (NPPA), yang merupakan regulator industri, menyatakan bahwa game online tidak diperbolehkan menawarkan hadiah yang dapat merayu orang untuk bermain dan menghabiskan uang secara berlebihan.
Hal itu termasuk login harian dan mengisi ulang akun dengan dana tambahan.
“Penghapusan insentif ini kemungkinan akan mengurangi pengguna aktif harian dan pendapatan dalam aplikasi,” kata analis Ivan Su dikutip dari BBC, Jumat (23/12/2023).
“Dan pada akhirnya dapat memaksa penerbit merombak desain game, dan strategi monetisasi mereka secara mendasar,” ujarnya.
Sistem pop-up yang memberi peringatan kepada pengguna mengenai perilaku bermain game yang tidak rasional juga akan segera diterapkan.
Rancangan undang-undang (RUU) ini juga akan memberikan dampak pada Tencent, yang memegang posisi terdepan secara global dalam sektor game online.
Tencent mendominasi pasar game online di Asia dan memiliki investasi di berbagai studio game di seluruh dunia. Pengumuman yang dilakukan oleh Administrasi Pers dan Publikasi Nasional (NPPA) menyebabkan harga saham Tencent turun secara signifikan hingga 12,4 persen.
Wakil Presiden Tencent, Vigo Zhang, menyatakan bahwa perusahaan tersebut akan dengan ketat mengimplementasikan setiap syarat baru yang diatur oleh regulator.
Ia menegaskan bahwa rancangan peraturan baru ini sejalan dengan fokus regulator untuk memastikan bahwa perusahaan memiliki model bisnis dan operasi yang wajar.
Zhang menambahkan bahwa sejak tahun 2021, ketika perlindungan terhadap pemain muda menjadi fokus Beijing, anak-anak di bawah umur telah menghabiskan jumlah uang dan waktu yang lebih sedikit dalam sejarah bermain game Tencent.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]