WahanaNews.co, Beijing - Otoritas Tiongkok secara masif menutup atau mengubah ratusan masjid di wilayah utara otonomi Ningxia dan provinsi Gansu, yang memiliki jumlah populasi Muslim tertinggi di Tiongkok setelah Xinjiang.
Menurut laporan dari para peneliti di Human Rights Watch (HRW), penutupan masjid merupakan bagian dari upaya yang lebih luas untuk "menghilangkan" agama minoritas di negara tersebut.
Baca Juga:
Jangan Sembarangan Install Aplikasi Gratis di Hp, Bahaya Pencurian Data Pribadi
"Penutupan, penghancuran, dan pengalihan fungsi masjid-masjid adalah bagian dari upaya sistematis untuk menindas praktik-praktik Islam di Tiongkok," ungkap Maya Wang, penjabat direktur HRW China, seperti yang dilaporkan oleh The Guardian pada Rabu (22/11/2023).
Tim peneliti di HRW menggunakan citra satelit untuk memeriksa kebijakan konsolidasi masjid di dua desa di Ningxia.
Temuan mereka menunjukkan bahwa antara tahun 2019 dan 2021, kubah dan menara telah dipindahkan dari tujuh masjid.
Baca Juga:
Bakamla Sebut Jumlah Kapal Patroli di ZEE Natuna Utara Belum Ideal
Keempat masjid tersebut mengalami perubahan yang signifikan, dengan tiga bangunan utama yang diratakan dan satu ruang wudhu yang rusak.
Hannah Theaker, dosen di Universitas Plymouth yang meneliti topik tersebut bersama David Stroup, dari Universitas Manchester, mengatakan penghapusan fasilitas wudhu adalah sebuah cara menghentikan ibadah di sana.
"Pada dasarnya segera memastikan bahwa Anda tidak dapat menggunakannya, sehingga telah secara efektif dihapus sebagai tempat ibadah, tanpa terlihat," kata Theaker.