Jika belum ada hasil, cerobong asap di Kapel Sistina akan mengeluarkan asap hitam sebagai tanda pemungutan suara belum berhasil.
Setelah itu, para kardinal kembali ke Domus Sanctae Marthae untuk beristirahat.
Baca Juga:
Donald Trump Sebut Ingin Gantikan Paus Fransiskus
Pada hari-hari berikutnya, pemungutan suara dapat dilakukan hingga empat kali sehari—dua sesi di pagi hari dan dua di sore hari.
Setiap kardinal akan menerima surat suara bertuliskan “Eligo in Summum Pontificem”, yang berarti “Saya memilih sebagai Paus Tertinggi”, dan menuliskan nama kandidat pilihannya.
Jika dalam empat hari pertama belum ada Paus yang terpilih, voting akan dihentikan sementara di hari kelima untuk memberi waktu bagi para kardinal berdoa, merenung, dan berdiskusi secara informal.
Baca Juga:
Konklaf untuk Pemilihan Paus Baru Mulai 7 Mei 2025
Surat suara yang telah dihitung akan dibakar. Asap hitam—hasil pembakaran campuran kalium perklorat, antrasen, dan belerang—menandakan belum terpilihnya Paus.
Sedangkan asap putih—dari campuran kalium klorat, laktosa, dan resin pohon runjung—menandakan bahwa Paus baru telah dipilih.
[Redaktur: Rinrin Khaltarina]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.