Nasib lebih baik dialami sektor perangkat lunak, dengan perusahaan seperti Microsoft dan Workday mengalami penurunan lebih kecil karena keterpaparan tarif yang lebih rendah.
Namun, di tengah pesimisme, beberapa investor justru melihat peluang. Jason Britton, kepala investasi di Reflection Asset Management, meyakini volatilitas ini menciptakan kesempatan untuk membeli saham perusahaan kuat dengan harga lebih rendah.
Baca Juga:
Trump Lakukan Pemangkasan Brutal, 62 Ribu Pegawai AS Kehilangan Pekerjaan
"Saya baru saja menanamkan dana pada saham yang saya sukai kemarin. Jika Anda memiliki cakrawala investasi jangka panjang, ini saat yang tepat untuk membeli," katanya.
Di sisi lain, kebijakan Trump yang mendorong relokasi manufaktur ke dalam negeri menambah tantangan besar bagi perusahaan teknologi.
Analis memperkirakan, Apple membutuhkan waktu tiga tahun dan dana USD30 miliar hanya untuk memindahkan 10% rantai pasoknya dari Asia ke AS.
Baca Juga:
Muzani Tolak Proposal Trump yang Ingin Pindahkan Rakyat Palestina
Langkah ini juga diperkirakan akan mendorong lonjakan harga produk seperti iPhone jika diproduksi di dalam negeri.
Dalam situasi yang semakin tidak pasti ini, perusahaan teknologi AS harus mengambil langkah strategis untuk bertahan. Namun, dengan tarif yang makin tinggi dan pasar yang semakin fluktuatif, masa depan industri ini menjadi semakin sulit diprediksi.
[Redaktur: Rinrin Khaltarina]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.