Ia menambahkan bahwa lonjakan jumlah pengungsi berbanding lurus dengan peningkatan pasien yang membutuhkan perawatan medis.
"Sebelum adanya gencatan senjata, jumlah pasien di klinik lapangan berkisar antara 500 hingga 700 orang per hari. Namun, selama gencatan senjata, jumlah pasien turun menjadi sekitar 300 orang per hari," paparnya.
Baca Juga:
Pemerintah Indonesia Konsultasikan Dukungan Kemanusiaan untuk Palestina, Tegaskan Penolakan Relokasi Warga Gaza
Namun, sejak Israel melanggar gencatan senjata dan kembali menggempur Gaza, jumlah pasien melonjak drastis.
"Sejak serangan Israel pada 18 Maret yang menandai dimulainya kembali perang, klinik ini kini menerima hingga 900 pasien setiap harinya," ungkapnya.
Lebih lanjut, Marissa menyampaikan data dari Kementerian Kesehatan Palestina yang mengungkap bahwa selama konflik ini, 52 anak di Gaza meninggal akibat malnutrisi.
Baca Juga:
Pengakuan Palestina, Macron Picu Amarah Israel!
Ia juga mengutip laporan dari UNRWA yang mencatat bahwa setiap hari sekitar 100 anak di Gaza tewas atau terluka akibat serangan Israel.
Selain itu, ia menyoroti kebijakan blokade yang diberlakukan Israel sejak awal Ramadan, yang semakin memperburuk kondisi kemanusiaan di Gaza.
Blokade ini menghambat masuknya bantuan medis, termasuk vaksin polio untuk anak-anak Palestina.