WahanaNews.co | Polisi menahan lebih dari 3.000 orang dan melakukan tindakan
kekerasan dalam membubarkan demonstrasi yang terjadi di sejumlah lokasi di
Rusia, Sabtu (23/1/2021).
Para demonstran mengabaikan udara
dingin yang ekstrem. Mereka turun ke
jalan, menuntut pembebasan kritikus Kremlin, Alexei Navalny.
Baca Juga:
Bantu Rusia, Terungkap Kim Jong Un Kirim Tentara ke Ukraina
Navalny, yang
merupakan lawan politik Vladimir Putin, itu meminta pendukungnya turun ke
jalan setelah ia pada akhir pekan lalu ditangkap.
Navalny diamankan setibanya di Rusia
dari Jerman.
Di Jerman, ia sempat koma dan menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Charite Berlin, karena diduga
diracun Novichok.
Baca Juga:
3 Negara Ini Melarang Warganya Tersenyum kepada Orang Lain, Kok Bisa?
Pihak kepolisian Rusia sudah
memperingatkan demonstran untuk tidak melakukan demonstrasi.
Pihak berwenang mengatakan, turun ke
jalan hanya akan menimbulkan risiko penularan virus Corona, yang juga bisa diikuti konsekuensi pidana karena menghadiri kegiatan
yang tak sah.
Akan tetapi, demonstran malah membludak.
Pada kondisi suhu minus 50 derajat celsius, mereka berkumpul di
sejumlah titik di Rusia.
Leonid Volkov, sekutu Navalny, meminta
demonstran untuk melakukan hal yang sama, akhir
pekan depan, untuk mencoba membebaskan Navalny dari apa yang disebutnya sebagai
cengkeraman para pembunuh.
Di pusat Kota
Moskow, diperkirakan 40.000 orang telah berkumpul, melakukan aksi demonstrasi
terbesar dalam beberapa tahun terakhir.
Laporan wartawan Reuters, polisi terlihat menahan demonstran secara kasar,
memasukkan mereka ke dalam mobil van terdekat.
Pihak berwenang mengatakan, hanya sekitar 4.000 orang yang terlibat dalam aksi demonstrasi
tersebut.
Sementara Kementerian
Luar Negeri Rusia juga mempertanyakan
perkiraan jumlah demonstran yang dirilis oleh Reuters, yang menyebut berjumlah 40 ribu.
"Kenapa tidak langsung bilang 4 juta?"
katanya, melalui Telegram
resminya ke Reuters.
Sementara, Ivan Zhdanov, yang juga
merupakan sekutu Navalny, mengklaim membawa 50.000 orang untuk demonstrasi di
ibu kota, berdasarkan laporan media Proekt.
Beberapa pengunjuk rasa meneriakkan
"Putin adalah pencuri", "Aib", dan
"Bebaskan Navalny!". [dhn]