Sementara itu, Ketua DPR AS dari Partai Republik, Kevin McCarthy, pada Rabu (27/9/2023), menolak usulan rancangan undang-undang pendanaan sementara yang diajukan di Senat.
Tindakan ini membawa Washington semakin mendekati penutupan sebagian pemerintahan AS yang keempat dalam satu dekade, dengan hanya tersisa empat hari lagi.
Baca Juga:
Presiden Prabowo Usulkan Two-State Solution untuk Akhiri Konflik Gaza dalam Pertemuan dengan AS
Apa sih arti shutdown bagi AS? Apa dampaknya untuk Indonesia dan dunia?
Dilaporkan bahwa utang yang dimiliki oleh Amerika Serikat saat ini mencapai jumlah US$33 triliun, yang setara dengan Rp508.200 triliun. Situasi ini telah memunculkan pembahasan mengenai kemungkinan shutdown yang akan dilakukan oleh pemerintah AS.
Terdapat banyak spekulasi terkait penyebab utang yang besar ini, salah satunya adalah isu bantuan yang diberikan kepada Ukraina dan besarnya anggaran operasional pemerintah AS.
Baca Juga:
Gagal Menyentuh Pemilih, Harris Kalah Telak Meski Kampanye Penuh Serangan ke Trump
Pendanaan pemerintah sendiri akan mencapai batasnya pada hari Sabtu, 30 September 2023, saat pergantian hari dalam waktu setempat. Ini juga menandai awal tahun fiskal yang baru. Jika kongres tidak berhasil menyetujui undang-undang yang memperbarui pendanaan sebelum batas waktu tersebut, maka pemerintah federal akan mengalami penutupan.
Penutupan pemerintahan akan berarti banyak operasi pemerintah akan terhenti. Meskipun begitu, layanan-layanan yang dianggap esensial dan sangat penting akan tetap berlanjut. Beberapa operasi yang akan tetap berjalan mencakup perlindungan publik dan keamanan nasional, perlindungan perbatasan, penegakan hukum federal, dan pengawasan lalu lintas udara.
Pegawai federal yang pekerjaannya dianggap tidak esensial akan menghadapi pemotongan gaji dan dirumahkan, sedangkan karyawan yang masih bekerja juga tidak akan menerima gaji.