WahanaNews.co | Seorang mahasiswi di Amerika Serikat (AS) secara blak-blakan mengatakan di depan Wakil Presiden (Wapres) Kamala Harris, bahwa Israel telah melakukan genosida etnis Palestina. Komentar itu langsung direspons Harris.
Komentar mahasiswi itu disampaikan saat Wapres Harris berdiskusi dengan para mahasiswa dan mahasiswi tentang Hari Pendaftaran Pemilih Nasional pada hari Selasa waktu setempat.
Baca Juga:
BREAKING NEWS: Donald Trump Menangkan Pilpres AS 2024
Mahasiswi Universitas George Mason di Virginia yang tidak disebutkan namanya itu mengidentifikasi dirinya sebagai keturunan Yaman-Iran dan bukan orang Amerika. Dia menyatakan kemarahannya atas pendanaan AS untuk sistem pertahanan rudal Iron Dome Israel.
Dia mengatakan Amerika memengaruhi hidupnya “setiap hari” karena pendanaan militer yang diberikannya kepada Arab Saudi dan Israel.
“Anda mengangkat bagaimana kekuatan rakyat dan demonstrasi dan pengorganisasian sangat berharga di Amerika,” katanya.
Baca Juga:
Harris dan Trump Berebut 270 Suara: Siapa Presiden Baru Amerika?
"Tetapi saya melihat bahwa selama musim panas telah terjadi protes dan demonstrasi dalam jumlah besar yang berdiri bersama Palestina," paparnya.
"Tapi kemudian beberapa hari yang lalu, ada dana yang dialokasikan untuk terus mendukung Israel, yang menyakiti hati saya karena itu adalah genosida etnis dan pemindahan orang, hal yang sama terjadi di Amerika, dan saya yakin Anda menyadari hal ini," imbuh mahasiswi tersebut, seperti dikutip dari Jerusalem Post, Kamis (30/9/2021).
Mahasiswi itu mempertanyakan mengapa uang Amerika mengalir ke Israel dan Arab Saudi, dan bukan untuk isu-isu sosial di Amerika.
“Orang-orang sangat sering berbicara tentang apa yang mereka butuhkan, dan saya merasa kurang mendengarkan, dan saya merasa perlu membicarakan hal ini karena hal itu memengaruhi hidup saya dan orang-orang yang sangat saya sayangi dalam kehidupan," katanya.
Sebagai tanggapan, Wapres Harris mengatakan dia senang bahwa mahasiswi itu angkat bicara.
“Suara Anda, perspektif Anda, pengalaman Anda, kebenaran Anda tidak dapat ditekan, dan itu harus didengar,” kata Harris.
Harris mengatakan demokrasi paling kuat ketika semua orang berpartisipasi dan terlemah ketika ada yang ditinggalkan.
“Itu bukan hanya tentang hadir secara fisik tetapi suara Anda hadir,” katanya.
"Tujuan kita harus persatuan, tapi bukan keseragaman. Persatuan tidak boleh dengan mengorbankan satu orang mengatakan, 'Demi persatuan, oh Anda diam tentang hal itu'. Itu bukan persatuan. Kemudian kita melihat di mana itu berakhir dalam debat yang sehat tentang masalah ini," paparnya.
Mengenai referensi mahasiswi tersebut terhadap kebijakan Timur Tengah, Harris mengatakan: “Kami masih memiliki perdebatan yang sehat di negara kami tentang apa jalan yang benar, dan tidak ada suara yang harus ditekan mengenai hal itu.”
Mantan duta besar AS untuk Israel David Friedman menyatakan kemarahannya atas pernyataan Harris.
“Memalukan. Ada kebenaran dan ada kebohongan. Tidak ada yang berhak atas kebenaran pribadi mereka. Serangan terhadap Israel ini hanyalah sebuah kebohongan dan VPOTUS (Wapres AS) seharusnya menyerukan hal itu," tulis dia di Twitter.
Harris secara konsisten menyatakan dukungan untuk Israel, dan pernah mengatakan kepada mantan perdana menteri Benjamin Netanyahu bahwa AS menentang penyelidikan Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) atas dugaan kejahatan perang oleh Israel dan mendukung hak Israel untuk mempertahankan diri terhadap roket dari Jalur Gaza.
Dalam panggilan telepon dengan Presiden Israel Isaac Herzog pada bulan Agustus, Harris menyatakan “komitmen kuat” terhadap keamanan Israel. [rin]